Rabu 20 Apr 2022 14:40 WIB

Mengapa Banyak Orang Indonesia Masih Gagap Berbicara Bahasa Inggris?

Banyak orang Indonesia menghadapi masalah dalam berbicara bahasa Inggris

Banyak orang Indonesia menghadapi masalah dalam berbicara bahasa Inggris.
Foto: UBSI
Banyak orang Indonesia menghadapi masalah dalam berbicara bahasa Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang banyak dipakai oleh orang di dunia untuk alasan yang berbeda. Bahasa ini juga menjadi bahasa yang dipakai dalam sidang PBB atau pertemuan diplomat para tokoh pemerintah dunia. Meski tidak semua negara berbicara Bahasa inggris, tapi ada yang menjadikan bahasa ini sebagai bahasa resmi kedua mereka, seperti di Malaysia dan Singapura.

Di Indonesia, banyak orang yang fasih atau sekadar bisa bercakap menggunakan Bahasa Inggris. Jika ingin bisa menggunakan bahasa Inggris, terlebih dahulu kita harus mempelajari dan menguasai empat keterampilan berbahasa Inggris yaitu berbicara (speaking), mendengarkan (listening), membaca (reading), dan menulis (writing).

Baca Juga

Dari keempat kompetensi tersebut, berbicara merupakan kemampuan yang sering menghadirkan permasalahan bagi masyarakat Indonesia. Banyak orang Indonesia menghadapi beberapa masalah umum dalam berbicara bahasa Inggris.

Masalah pertama yang dihadapi adalah kurangnya rasa percaya diri. Kepercayaan diri masih menjadi momok bagi para pembelajar bahasa Inggris, meskipun telah dipelajari sejak di tingkat sekolah dasar. Beberapa dari mereka mungkin memahami grammar bahasa Inggris dengan sangat baik dan bahkan mendapat nilai tinggi dalam ujian, tetapi keterampilan berbicara mereka sangat buruk.

Alasan utama di balik permasalahan ini adalah masyarakat Indonesia atau bahkan para pembelajar khususnya, masih sering terlalu malu untuk memulai percakapan dengan bahasa Inggris dan takut salah. Ada anggapan orang lain akan menertawakan mereka. Hal ini menyebabkan mereka menghindari berbicara bahasa Inggris di depan orang lain.

Selanjutnya, sebagian besar orang Indonesia masih belum memiliki kosakata bahasa Inggris yang memadai. Hal ini karena semangat membaca mereka yang kecil. Padahal, sangat penting bagi seorang pembelajar untuk membaca teks bahasa Inggris untuk memperdalam kosakata, frase, atau idiom baru.

Hal tersebut membuat mereka sulit untuk mengungkapkan sesuatu akibat perbendaharaan kosakata yang kurang memadai. Faktor lainnya adalah bahasa ini bukan bahasa pertama kita sebagai masyarakat Indonesia. Jadi, tentu saja, jumlah kata bahasa Inggris yang kita miliki dalam kosakata kita tidak pernah cukup jika ingin disamakan dengan penutur asli bahasa tersebut.

 

Masalah lain yang dihadapi orang Indonesia saat berkomunikasi dalam bahasa Inggris adalah kurangnya latihan. Mereka berpikir bahwa kepercayaan diri mereka untuk berbicara bahasa Inggris rendah dan kosakata bahasa Inggris mereka tidak mencukupi. Hal ini yang membuat mereka kehilangan minat untuk berlatih bahasa Inggris.

Kondisi diperparah dengan lingkungan atau circle mereka yang tidak mendukung. Lingkungan biasanya tidak mendukung mereka untuk sering mempraktikkan bahasa Inggris. Orang lain atau bahkan teman sendiri mungkin berpikir bahwa mereka yang berbicara bahasa Inggris hanya ingin pamer saja.

Akhirnya, karena tidak ingin dianggap si-paling-pinter oleh orang lain di sekitarnya, mereka kembali menggunakan bahasa ibu dalam percakapan sehari-hari. Secara umum, negara lain yang tidak menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua ataupun bahasa resmi di pemerintahan akan banyak menghadapi kendala yang kurang lebih sama seperti yang dialami oleh kebanyakkan masyarakat Indonesia.

Penulis: Sayyid Khairunas, dosen Sastra Inggris Universitas BSI, TOEFL Trainer

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement