Rabu 20 Apr 2022 15:07 WIB

523 Pengungsi Rohingya Kabur dari Pulau Pinang

Upaya pencarian dan penangkapan pengungsi Rohingya dilakukan

Red: Nur Aini
Pengungsi etnis Rohingya, ilustrasi
Foto: ANTARA/Rahmad
Pengungsi etnis Rohingya, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Sebanyak 528 pengungsi etnis Rohingya yang ditahan oleh pihak imigrasi Malaysia melarikan diri dari Depo Imigrasi Sementara Sungai Bakap, Pulau Pinang pada Rabu (20/4) pukul 04.30 waktu setempat.

"Mereka melarikan diri setelah memecahkan pintu blok dan grill pengadang. Para petugas telah mengaktifkan Prosedur Operasi Standar (SOP) dengan menghubungi Polisi Diraja Malaysia (PDRM) dan lembaga terkait bagi mendapatkan bantuan," ujar Dirjen Imigrasi Malaysia (JIM) Khairul Dzaimee di Kuala Lumpur, Rabu (20/4/2022).

Baca Juga

Dia mengatakan upaya pencarian dan penangkapan tahanan yang lari sedang dilakukan bersama PDRM, relawan dan masyarakat. "Hingga jam 10.00 pagi ini sebanyak 362 orang tahanan telah berhasil ditangkap kembali. Gerakan mencari sisa tahanan yang lain sedang diteruskan," kata Khairul.

Pihak imigrasi menghimbau masyarakat yang mempunyai informasi tentang keberadaan tahanan yang kabur untuk melapor kepada JIM atau PDRM. Kepolisian Kedah dalam pernyataannya mengatakan pada jam 04.00 pihaknya telah menerima laporan dari warga bahwa telah terjadi kerusuhan di Depo Tahanan Imigrasi Relau dan Seramai.

Sebanyak 528 orang tahanan telah melarikan diri dalam insiden itu dan 136 orang masih berada di tahanan. Jumlah keseluruhan tahanan di depo itu mencapai 664 orang, terdiri atas 430 orang laki-laki, 97 orang wanita, 69 anak laki-laki dan 68 anak perempuan, tulis pernyataan itu.

Sementara itu, sebuah informasi yang beredar di aplikasi perbincangan WhatsApp menyebutkan enam orang tahanan yang kabur tewas tertabrak kendaraan di jalan tol. Namun JIM dan Kepolisian Kedah belum bisa dikonfirmasi terkait informasi tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement