Libur Lebaran, Pedagang Kuliner di Malioboro Diminta Sediakan Daftar Harga
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Pedagang kuliner di Teras Malioboro. | Foto: Yusuf Assidiq
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pedagang kuliner yang ada di kawasan Malioboro diminta untuk menyertakan daftar harga makanan. Hal ini disampaikan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, agar tidak terjadi 'nuthuk' atau pedagang yang menaikkan harga dengan tidak wajar.
Pasalnya, ada pedagang kuliner yang menaikkan harga makanan dengan tidak wajar saat momen hari-hari besar. Termasuk pada hari libur Lebaran. "Tidak ada alasan lagi kita (pedagang kuliner) ini tidak menyediakan daftar harga itu," kata Sultan.
Diperkirakan, pada masa libur Lebaran 2022 nanti banyak wisatawan yang masuk ke DIY, termasuk ke Malioboro. Pelaku kuliner di Malioboro saat ini juga sudah dipindahkan ke lokasi baru yakni di Teras Malioboro 1 dan Teras Malioboro 2.
"Makanya kita coba untuk makan di Teras (Malioboro) itu menunya sudah ada semua (daftar harganya)," ujar Sultan.
Meskipun begitu, Sultan menyebut pedagang kuliner sudah menyadari hal tersebut dan paham terkait pelayanan wisatawan. Dengan begitu, katanya, pedagang kuliner khususnya di Malioboro sudah mencantumkan harga makanan.
Tidak hanya itu, wisatawan yang datang ke DIY pun dinilai juga sudah paham. "Itu sebetulnya masyarakat sudah tahu, sudah lebih menyadari," jelasnya.
Sultan menuturkan, pergerakan besar wisatawan masuk ke DIY pada masa libur Lebaran diperkirakan akan terjadi H+3 atau H+4 Lebaran. Meskipun begitu, Sultan menegaskan agar masyarakat tidak perlu khawatir.
"Kalau saya tetap jaga protokol kesehatan sama masker saja. Itu tetap (harus dilakukan, tidak bisa ditinggalkan, harus," tambah Sultan.
Seperti diketahui, Dinas Perhubungan (Dishub) DIY juga mengantisipasi pergerakan masyarakat usai Lebaran. Diperkirakan akan terjadi pergerakan besar masyarakat yang berwisata usai Lebaran ke DIY.
"Justru yang pariwisata yang mungkin akan banyak (pergerakan) usai Lebaran," kata Kepala Dishub DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti.
Pihaknya bersama instansi terkait lainnya akan melakukan pengawasan di beberapa titik. Bahkan, lima posko untuk memantau arus mudik dan pergerakan masyarakat usai Lebaran ini juga sudah dibentuk.
"Kita patroli juga ke destinasi karena kalau masih puasa tidak terlalu banyak yang bepergian, banyak peak-nya itu setelah Lebaran, setelah Idul Fitri mereka berwisata," ujar Made.
Selain itu, pengecekan di jalur-jalur alternatif yang mungkin dilewati saat masa arus mudik maupun jalur menuju kawasan pariwisata juga dilakukan. Termasuk jalur-jalur yang rawan kecelakaan.
"Nanti kita sampaikan juga daerah-daerah tujuan itu apa yang perlu diperhatikan, daerah rawan kecelakaan atau jalannya itu rusak atau mungkin sempit. Termasuk optimalisasi pemanfaatan ADC kita sebagai bagian dari pengaturan traffic, khususnya di jalan-jalan sempit," jelasnya.