REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mendesak para pemimpin Israel dan Palestina untuk mengakhiri siklus kekerasan yang terjadi beberapa pekan ini. Pernyataannya merupakan respons atas meningkatnya ketegangan antara kedua belah pihak.
"Penting Israel dan Palestina bekerja sama untuk mengakhiri siklus kekerasan di Israel, Tepi Barat, dan Gaza dengan menahan diri dari tindakan yang meningkatkan ketegangan," kata Blinken dalam sebuah pernyataan, usai melakukan panggilan telepon secara terpisah dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas dan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid, Selasa (19/4/2022).
Adapun Lapid selama ini mengklaim pihaknya untuk memastikan kebebasan beribadah di Yerusalem. Meski ada bentrokan dengan polisi anti huru hara Israel pekan lalu di dalam kompleks masjid Al Aqsa di mana setidaknya 152 warga Palestina terluka, Lapid justru menyalahkan ratusan ekstremis Islam karena membuat kerusuhan dan menyebarkan disinformasi yang mengobarkan ketegangan.
"Saya mengatakan kepada @SecBlinken bahwa Israel tidak akan memberikan toleransi seruan untuk mendukung kekerasan dan saya menekankan perlunya dukungan internasional untuk mengembalikan ketenangan ke Yerusalem," katanya di Twitter.
Sementara Presiden Palestina, Abbas mengatakan kepada Blinken bahwa serangan dilakukan oleh pasukan dan pemukim ekstremis Israel. Ia bahkan menyebut serangan brutal oleh pasukan dan pemukim Israel di kompleks masjid dan serangan Israel ke kota-kota dan desa-desa Palestina akan menyebabkan konsekuensi yang mengerikan dan tak tertahankan.
Pasukan keamanan Israel telah dalam siaga tinggi setelah serangkaian serangan jalanan Arab yang mematikan di seluruh negeri selama dua pekan terakhir. Konfrontasi di kompleks Al-Aqsa di Kota Tua di Yerusalem diprediksi akan menimbulkan risiko serius yang lebih luas seperti perang Gaza tahun lalu.