REPUBLIKA.CO.ID, BALI – Para pecinta tinju di Tanah Air khususnya tinju profesional bisa kembali menikmati sajian olahraga fisik ini pada tanggal 14 Mei nanti. Itu karena akan ada kejuaraan tinju profesional yang akan berlangsung di Canggu, Bali yang digagas oleh Martin Daniel Promotion.
Tidak tanggung-tanggung, pada event tinju yang berlabel Bali Big Fight XIX itu, promotor tinju profesional Martin Daniel yang bertindak sebagai penyelenggara akan menyuguhi dua partai internasional yang bergengsi. Pertqma, Jufri Kakauhe (Navas Boxing Camp Manado) melawan Taweechai Juntarasuk (Thailand), untuk memperebutkan sabuk juara WBA Asia South yang lowong di kelas bulu (57,1 kg) dalam 10 ronde. Kedua, Aser Kewas Tuama (Navas Boxing Camp Manado) akan meladeni Nanthanon Thongchai (Thailand) memperebutkan sabuk juara WBC Asia Silver yang lowong di kelas terbang (50,8 kg) 10 ronde.
Selain itu juga akan digelar partai tambahan yang melibatkan para petinju di bawah sasana Navas Boxing Camp Manado lainnya milik Martin Daniel, di antaranya Orlado Limahelu, Alfrits Kakauhe dan Larry Siwu.
Martin Daniel mengatakan, persiapan pertandingan tinju pada bulan depan nanti sudah memasuki fase akhir, termasuk menyiapkan draft kontrak sekaligus pembayaran dan juga perizinan agar event Bali Big Fight XIX nanti berjalan dengan lancar.
“Persiapan untuk Bali Big Fight XIX 14 Mei mendatang sudah hampir rampung. Mereka mendapatkan lawan sparing dan nantinya akan ada beberapa kali lagi sampai ke hari H. Saya terus awasi dan matangkan persiapan para petinju yang akan bertanding nanti, karena yang kita harapkan adalah hasil yang maksimal, yang mana para petinju kita bisa memenangkan kejuaraan WBA dan WBC Asia," kata dia di Jakarta, Rabu (20/4/2022).
"Dengan persiapan yang sangat matang dan saya lihat langsung sendiri, tentu saya percaya diri untuk melaksanakan kegiatan ini, karena persiapan petinju-petinju yang nantinya membawa nama Merah Putih berkibar sudah maksimal dan mereka berlatih keras secara spartan, jadi kita yakin para petinju Indonesia nanti bisa menaklukan lawannya," ujar Martin menambahkan.
Lebih jauh lagi, pria berpostur tinggi tegap asal Kawanua tersebut juga menilai dari hasil sparing yang telah dilakukan selama ini ada banyak peningkatan baik dari fisik, teknik dan naluri bertarung di atas ring.
Namun ia berharap secara khusus untuk Jufri Kakauhe dan Aser Kewas tidak memandang remeh para petinju Thailand yang juga dikenal ganas dan tahan pukulan tersebut.
“Saya harap keduanya jangan lengah pada pertandingan nanti, khususnya untuk Jufri, mengingat lawannya juga bukan sembarangan, saya kira ini test case sesungguhnya untuk Jufri apakah dia berhasil menyabet gelar tersebut agar dia kedepan bisa berkarir lebih mulus lagi, hal yang sama juga untuk Aser," kata dia.
"Harapan saya masyarakat luas khususnya insan tinju yang ada di Bali bisa hadir menyemangati para petinju Indonesia yang bertanding tentunya dengan menjalanan protokoler yang ketat. Karena ini pertandingan yang cukup bergengsi dan kita akan melihat bagaimana petinju kita jika sudah bisa memenangi pertandingan ini, nantinya apakah bisa berbicara banyak dilevel yang lebih tinggi lagi," kata Martin Daniel yang merupakan promotor tinju profesional yang aktif menggelar kejuaraan tinju pro baik di Jakarta, Bali dan kota-kota lainnya di Indonesia ini menambahkan.
Saat ini Martin Daniel pun sangat senang dan bangga melihat olahraga tinju sudah banyak menyedot perhatian masyarakat Indonesia yang cukup luas dari berbagai golongan. Mulai dari pertandingan eksebisi artis yang pernah digelar beberapa waktu lalu, bahkan sampai yang terbaru yang muncul dipermukaan dengan isu duel tinju bernuansa “politis”antara Denny Siregar vs Novel Bamukmin.
“Tinju merupakan paket olahraga yang lengkap. Ada unsur sport, hiburan entertainment, dan respek. Di atas ring kedua petinju beradu pukul saling mengalahkan. Namun saat pertandingan berakhir, yang menang pasti memberikan respek yang lebih terhadap lawannya. Saya pun siap mempertemukan kedua tokoh tersebut diatas ring, mungkin nanti saya akan sumbang sabuk bukan dari badan federasi tinju dunia, tapi sabuknya adalah sabuk rekonsiliasi. Yang jelas saya senang karena virus tinju di Indonesia sudah mulai mewabah kemana-mana,” kata dia.