Rabu 20 Apr 2022 19:44 WIB

Pimpin Rakor Forkopimda, Gubernur Mahyeldi Sebut akan Terdepan Lawan Radikalisme di Sumbar

Heboh pemberitaan mengenai 1.125 orang jaringan kelompok radikal NII di Sumbar

Red: Gita Amanda
Gubernur Sumbar, Buya Mahyeldi., kepada wartawan dalam jumpa pers usai menggelar Rapat Koordinasi Forkopimda, di Gubernuran Sumbar, Rabu (20/4/2022).
Foto: Pemprov Sumbar
Gubernur Sumbar, Buya Mahyeldi., kepada wartawan dalam jumpa pers usai menggelar Rapat Koordinasi Forkopimda, di Gubernuran Sumbar, Rabu (20/4/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Heboh pemberitaan mengenai 1.125 orang jaringan kelompok radikal Negara Islam Indonesia (NII) yang tersebar di Sumatera Barat (Sumbar), kembali mendapat tanggapan dari Gubernur Sumbar, Buya Mahyeldi. Menurutnya informasi itu perlu disigi apakah yang dimaksud betul orang Sumbar atau bukan.

Pasalnya, lanjut gubernur, sepanjang sejarah Ranah Minang dan Sumatera Barat pada umumnya, tidak ada bibit-bibit pemberontakan. Bahkan sebaliknya, tinta emas sejarah bangsa ini telah mencatat orang Sumbar sebagai para pahlawan pemersatu.

Baca Juga

"PRRI hanya sebatas menyampaikan kritikan terhadap kebijakan pusat, bukan hendak berpisah dari NKRI. Masyarakat Sumbar adalah yang terdepan untuk menangkal radikalisme. Kecintaannya pada NKRI telah dibuktikan melalui berbagai peristiwa sejarah bangsa ini. Saya sebagai gubernur akan berada di depan memerangi radikalisme ini," tegas gubernur, kepada wartawan dalam jumpa pers usai menggelar Rapat Koordinasi Forkopimda, di Gubernuran Sumbar, Rabu (20/4/2022).

Guna antisipasi masuknya paham radikal, Gubernur Sumbar Buya Mahyeldi yang didampingi Wakil Gubernur Audy Joinaldy mengimbau untuk menghidupkan kembali lapor 2x24 jam di tingkat rukun tetangga (RT) di setiap daerah. Gubernur juga mengajak masyarakat Sumbar secara bersama-sama saling menjaga dan mencegah radikalisme di lingkungan masing-masing, termasuk meningkatkan pemahaman, melalui penyuluhan-penyuluhan.