REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Badan pengungsi PBB memperkirakan, lima juta orang Ukraina telah melarikan diri untuk menghindari invasi Rusia. Ini adalah krisis pengungsi terburuk di Eropa sejak akhir Perang Dunia Kedua.
Invasi Rusia telah memicu perpindahan orang secara besar-besaran selama hampir delapan minggu sejak perang dimulai. Data PBB menunjukkan bahwa 5,03 juta telah meninggalkan Ukraina pada Rabu (20/5/2022).
Sebagian besar pengingsi telah menyeberang ke Uni Eropa melalui titik-titik perbatasan di Polandia, Slovakia, Hongaria, dan Rumania. Di negara-negara tersebut para sukarelawan dan pemerintah membantu sebagian besar pengungsi untuk mendapatkan pekerjaan, akomodasi, dan memberikan dukungan.
Baca juga : Putin Sebut Rusia Perbarui Strategi di WTO di Tengah Sanksi Barat
“Ketika Anda melihat jumlah pengungsi di Eropa tengah, jumlah ini belum pernah terjadi sebelumnya. Penting juga untuk mengingat bahwa, jumlahnya dapat meningkat dengan cepat dari hari ke hari tergantung pada situasi di lapangan," kata Koordinator Program Migrasi di People in Need, sebuah kelompok bantuan yang berbasis di Praha dan beroperasi di Ukraina, Jakub Andrle.
Lebih dari separuh pengungsi telah memasuki Uni Eropa melalui Polandia. Mereka memiliki keluarga dan koneksi lain yang tinggal di komunitas Ukraina. Di Eropa tengah dan timur, banyak penduduk bergegas ke perbatasan pada awal perang. Mereka membawa perbekalan bagi para pengungsi yang lelah.
Baca juga : AS: Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua Rusia Bukan Ancaman
Sebagian besar pengungsi menempuh perjalanan panjang dan mengerikan, untuk menuju tempat yang aman. Koordinator Program Migrasi di People in Need, Katarina Pleskot Kollarova, mengatakan, sekarang fokusnya telah bergeser ke tujuan jangka panjang, karena jumlah pengungsi terus meningkat, sementara kapasitas tempat tinggal terbatas. Sebagian besar pengungsi tinggal di perumahan sementara dengan keluarga atau hotel yang membutuhkan ruang untuk musim turis mendatang.
"Tanggapan pertama sangat bagus, tetapi sekarang pemerintah perlu memikirkan perspektif jangka panjang. Semakin sulit untuk menemukan tempat di Praha dan semakin sulit untuk menyatukan keluarga besar," kata Kollarova.