Kamis 21 Apr 2022 01:15 WIB

Makan Banyak Ternyata tidak Selalu Picu Kenaikan Berat Badan

Jumlah makanan yang dimakan tidak selalu berdampak pada berat badan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Jumlah makanan yang dimakan tidak selalu berdampak pada berat badan.
Foto: www.freepik.com.
Jumlah makanan yang dimakan tidak selalu berdampak pada berat badan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang berpikir makan berlebihan merupakan penyebab dari bertambahnya berat badan. Ada anggapan umum bahwa mengonsumsi lebih banyak kalori daripada jumlah kalori yang dibakar bakal menaikkan berat badan, padahal tidak selalu demikian.

Sejumlah peneliti menawarkan perspektif baru soal itu. Pendapat mereka tertuang dalam artikel yang terbit bulan ini di The American Journal of Clinical Nutrition, ditulis bersama oleh 17 orang ilmuwan, peneliti klinis, dan pakar kesehatan masyarakat yang diakui secara internasional.

Baca Juga

Menurut mereka, bukan seberapa banyak makanan yang disantap yang memiliki dampak terbesar pada berat badan, namun apa yang dimakan. Salah satu penulis studi, ahli endokrinologi di Rumah Sakit Anak Boston dan profesor di Harvard Medical School, David Ludwig, menjelaskan lebih lanjut.

Menurut Ludwig, makan berlebihan yang patut diwaspadai adalah jika seseorang menyantap jenis makanan yang kurang tepat. Ludwig menyarankan untuk meninjau menu makanan dan minuman sehari-hari, mengurangi jumlah karbohidrat olahan serta makanan dengan beban glikemik tinggi.

Beberapa contohnya seperti kue kering, pizza, pasta kemasan, sereal sarapan, roti putih, dan nasi putih. Menurut Ludwig serta tim ilmuwan dalam laporan baru tersebut, semua makanan itu menyebabkan respons hormonal yang secara mendasar mengubah metabolisme.

Perubahan tingkat metabolisme itulah yang merupakan penyebab sebenarnya di balik penambahan berat badan dan obesitas. Memilah dan memilih jenis makanan yang tepat punya andil besar bagi seseorang yang sedang mencoba menurunkan beberapa kilogram bobotnya.

"Mengurangi konsumsi karbohidrat cepat dicerna yang membanjiri pasokan makanan selama era diet rendah lemak mengurangi dorongan yang mendasari untuk menyimpan lemak tubuh. Itu dapat menurunkan berat badan dengan lebih sedikit rasa lapar dan perjuangan," ujar Ludwig.

Dengan kata lain, makan berlebihan bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan akan memicu obesitas dan kenaikan berat badan, jika mengonsumsi jenis makanan yang tepat. Meski begitu, tetap saja segala hal yang berlebihan tidak baik sehingga dianjurkan makan secukupnya saja.

Saran khusus lainnya dari Ludwig adalah menghindari konsumsi makanan kemasan yang berlabel "rendah kalori" serta apa pun yang dibuat dengan tepung putih atau gula halus. Sebagai gantinya, santaplah biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran, dikutip dari laman Woman's World, Rabu (20/4/2022).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement