REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH — Penipuan mengatasnamakan bank kerap terjadi bukan hanya di Indonesia, termasuk di Arab Saudi. Ini merupakan kejahatan yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab demi keuntungan pribadi mereka.
Bank Sentral Saudi (SAMA) telah memperingatkan orang-orang untuk tidak terkecoh dengan penipuan-penipuan mengatasnamakan bank ini. Dilansir Saudi Gazette, SAMA merilis empat cara yang umum dilakukan penipu dalam menyamar sebagai pihak bank untuk melakukan penipuan keuangan pada korbannya.
Cara pertama adalah penipu mengklaim bahwa dia bekerja untuk bank. Dia mulai menipu orang melalui telepon atau pesan teks atau melalui media sosial.
Kedua, penipu membuat website palsu yang disamarkan oleh penipu dengan memasang nama dan logo bank agar lebih mudah menipu orang. Ketiga, penipu juga menggunakan perangkat lunak yang membantu menyembunyikan nomor asli yang mereka panggil dan menggantinya dengan nomor bank karena akan terlihat oleh orang-orang bahwa bank sentral adalah penelepon.
Di antara metode penipuan, metode berikutnya adalah penipu mengklaim nasabah bank memiliki uang atau deposito yang terutang kepada mereka dengan bank. Menurut SAMA, praktik- praktik penipuan seperti ini biasanya mencoba meyakinkan pelanggan dengan tujuan mendapatkan data rahasia rekening bank dan kartu mereka, sehingga mereka dapat mengaksesnya dan mencuri uang. Bank tidak mewajibkan pelanggan untuk mengungkapkan data rekening, kartu bank dan kata sandi mereka.
SAMA mengingatkan agar masyarakat tidak sembarangan memberikan data pribadi mereka kepada pihak manapun. SAMA memperingatkan dalam pernyataannya bahwa bank tidak menggunakan nomor call center untuk menghubungi pelanggan. Nomor tersebut hanya ditujukan untuk menerima panggilan.