REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan dua menterinya Prabowo Subianto-Erick Thohir tampil kompak saat Kunjungan Kerja (Kunker) di Jawa Timur, Rabu (20/4/2022). Ketiganya hadir dalam peluncuran holding BUMN industri pertahanan atau Defend ID.
Pertemuan ini dianggap spesial. Kerjasama antara Kementerian Pertahanan dan Kementerian BUMN disaksikan langsung oleh Presiden Jokowi.
Ketiganya kompak. Berkemeja putih dan bercelana panjang hitam. Jokowi menyaksikan langsung penandatanganan kerjasama antara Prabowo dan Erick.
Peneliti LIPI, Wasisto Rahardjo Jati menilai, Jokowi tampak melihat chemistry dua menterinya tersebut. Terlebih, dua menteri tersebut digadang menjadi kandidat di Pemilu 2024.
"Saya pikir momen itu bagian upaya Presiden untuk melihat penjajakan awal dan ‘chemistry’ politik yang dibangun oleh para menterinya yang terindikasi ingin maju capres di 2024 mendatang,” kata Wasis, dalam keterangan persnya, Kamis (21/4/2022).
Meskipun, Wasis merasa Jokowi tak memiliki kapasistas untuk menentukan calon presiden. Karena Jokowi bukan ketua umum parpol. “Namun gesturnya lebih sebagai upaya meneropong potensi capres per menterinya,” imbuhnya.
Wasis melihat, pasangan Prabowo-Erick sangat mungkin terjadi di Pilpres 2024. Dua sosok tersebut, dianggap saling melengkapi satu sama lain.
“Saya pikir potensi pasangan tersebut dimungkinkan terjadi. Terlebih lagi mencerminkan duet generasi senior dan generasi muda. Itu bisa jadi opsi jalan tengah dalam pola suksesi kekuasaan ke depan,” terang Wasis.
Siapa Lawan Prabowo-Erick?
Wasis memprediksi, nantinya PDIP akan mencalonkan presiden sendiri. Tujuannya, demi mempertahankan kekuasaan setelah Jokowi berakhir pada Oktober 2024 nanti.
Sehingga, Wasis meyakini lawan Prabowo-Erick nantinya dari calon PDIP. Namun dia tak mau mengungkap, nama capres dari PDIP apakah Puan Maharani atau Ganjar Pranowo.
“Lawan pasangan ini sepertinya juga nama-nama yang berada dalam posisi atas di setiap bursa survei,” tegas dia.
Ihwal koalisi pasangan Prabowo-Erick, Wasis mendorong, Gerindra untuk merangkul parpol tengah dan parpol berbasis Islam.
“Gerindra sudah jelas. Namun ada baiknya pula merangkul partai tengah maupun partai islam,” katanya.