Kamis 21 Apr 2022 17:08 WIB

Macron Sebut Larangan Jilbab Le Pen Ciptakan Perang Saudara di Prancis

Macron dan Le Pen terlibat debat panas yang disiarkan langsung di televisi nasional.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Kandidat sentris dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, kiri, dan pesaing sayap kanan Marine Le Pen berpose di depan debat televisi di La Plaine-Saint-Denis, di luar Paris, Rabu, 20 April 2022. Macron Sebut Larangan Jilbab Le Pen Ciptakan Perang Saudara di Prancis
Foto: Ludovic Marin, Pool via AP
Kandidat sentris dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, kiri, dan pesaing sayap kanan Marine Le Pen berpose di depan debat televisi di La Plaine-Saint-Denis, di luar Paris, Rabu, 20 April 2022. Macron Sebut Larangan Jilbab Le Pen Ciptakan Perang Saudara di Prancis

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan saingannya Marine Le Pen perihal aturan larangan jilbab. Menurutnya, jika Le Pen menerapkan larangan jilbab, maka akan menimbulkan risiko perang saudara di Prancis. 

Macron mengecam saingannya yang berusia 53 tahun karena menggabungkan Islam, keamanan, dan terorisme. Menurutnya, rencananya Le Pen melarang cadar di semua ruang publik akan memicu kerusuhan kekerasan. 

Baca Juga

"Apa yang Anda usulkan adalah pengkhianatan terhadap semangat Prancis," katanya, dilansir dari BNN Bloomberg, Kamis (21/4/2022).

Pernyataan itu disampaikannya dalam ajang debat yang disiarkan langsung di televisi nasional pada Rabu (20/4/2022). Dalam kesempatan itu juga, Le Pen menyebut Macron sebagai "Mozart of Finance", sebuah julukan yang telah mengikutinya sejak hari-harinya sebagai bankir investasi. Dia mengatakan kebijakan ekonominya mengecewakan dan menyebut dirinya sebagai juru bicara rakyat Prancis.

Persaingan head-to-head semakin memanas saat malam semakin larut dalam menangani isu-isu, dari start up teknologi hingga peran agama dalam kehidupan publik. Setelah kinerja debat yang merusak menggagalkan peluangnya dalam pemilihan terakhir pada 2017, Le Pen kali ini lebih siap dan sebagian besar memberikan nada yang lebih moderat. 

Macron menuduhnya berbohong ketika dia merobek penjelasannya tentang bagaimana dia ingin mereformasi Uni Eropa, berulang kali menginterupsinya dan menuduhnya salah mengartikan fakta. Terakhir kali, Macron (44) adalah hal baru dalam politik. 

Kali ini dia memiliki rekam jejak dan Le Pen menyerangnya dengan senang hati. Dia mengatakan Prancis telah menjadi tempat yang berbahaya bagi orang-orang dengan kekayaan apa pun dan mengkritik lonjakan pinjaman pemerintah selama pandemi dan rencananya untuk menaikkan usia pensiun. 

"Begitu seseorang memiliki sesuatu yang berharga di negara kita, mereka gemetar ketakutan akan dicuri dari mereka. Solusinya termasuk memerangi imigrasi, lebih menghormati petugas polisi dan hukuman yang lebih keras oleh pengadilan,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement