REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ramadhan bagi umat Islam adalah masa peningkatan spiritual. Ini adalah bulan yang didedikasikan untuk beribadah dan pantang dari makanan dan minuman selama siang hari. Di akhir Ramadhan, perayaan Idul Fitri menandai berakhirnya puasa.
Mereka yang memilih untuk berpuasa tidak bisa makan dan minum dari sekitar jam 4 pagi hingga jam 8 malam. Ini bukan prestasi yang mudah, membutuhkan kekuatan mental, perencanaan yang matang dan jam alarm yang andal. Maklum, banyak yang memilih untuk memoderasi aktivitas sehari-hari selama Ramadhan terutama olahraga berat apapun.
Apa jadinya jika Anda seorang atlet profesional? Bagaimana menyeimbangkan tuntutan pelatihan dengan periode puasa yang begitu intens? Dan bagaimana Anda bisa menyesuaikan rutinitas dan diet Anda untuk membuat prosesnya sesehat mungkin?
Salah satu atlet basket profesional Muslim di London Inggris, Radwan Bakkali, menceritakan kisahnya sebagai atlet yang tetap berpuasa di bulan Ramadhan. Atlet yang bermain untuk tim Cheshire Phoenix itu memiliki tips dan trik yang dibutuhkan untuk tetap sehat dan terhidrasi selama bulan Suci.
Radwan Bakkali adalah ahli dalam menyeimbangkan olahraga dan puasa selama Ramadhan. "Saya telah berlatih puasa sejak saya berusia tujuh tahun dan saya selalu menjadi orang yang sangat sporty. Saya sekarang pada titik di mana itu tidak terlalu berdampak pada saya," jelasnya, seperti dilansir Mens Health, Kamis (21/4).