Kamis 21 Apr 2022 22:18 WIB

PM Palestina Serukan Dunia Akhiri Standar Ganda Hukum Internasional

Barat memberi sanksi ke Rusia, tetapi mengabaikan kejahatan Israel.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh menghadiri rapat kabinet di kota Nablus, Tepi Barat. PM Palestina Serukan Dunia Akhiri Standar Ganda Hukum Internasional
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh menghadiri rapat kabinet di kota Nablus, Tepi Barat. PM Palestina Serukan Dunia Akhiri Standar Ganda Hukum Internasional

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh kembali menyerukan masyarakat internasional untuk mengakhiri standar ganda dalam menerapkan hukum internasional. Ini mengacu pada sikap Barat yang tegas memberikan sanksi ke Rusia atas invasinya ke Ukraina, tetapi mengabaikan kejahatan Israel terhadap Palestina.

Shtayyeh juga mendesak dunia internasional memberikan perlindungan bagi rakyat Palestina. Dia mengatakan, Israel melanjutkan agresinya terhadap rakyat Palestina dan mengingkari hak-hak mereka yang sah. Dalam sebuah pernyataan, Shtayyeh mengutuk eskalasi sistematis Israel di Yerusalem dan Jalur Gaza.

Baca Juga

"Terorisme negara yang terorganisir dan terlalu banyak kekuatan buta tidak akan berhasil menghalangi orang-orang kami melanjutkan perjuangan membebaskan, memenangkan, dan membangun tanah mereka dengan negara merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya," kata dia seperti dilansir Wafa, Kamis (21/4/2022).

Shtayyeh juga mengungkapkan, Israel telah menargetkan rakyat Palestina di Jalur Gaza melalui serangan udara, melanggar kesucian Masjid Al Aqsa dengan menyerbunya berulang kali, dan kelanjutan pembunuhan serta serangan ke kota-kota, desa-desa dan kota-kota di semua wilayah pendudukan,

Langkah Israel itu dapat memicu eskalasi yang direncanakan dalam upaya untuk menciptakan fakta-fakta yang keliru di lapangan dengan melakukan kekerasan terhadap orang-orang yang tidak berdaya, kecuali mereka yang memiliki keinginan kuat untuk bertahan dan melawan.

"Keinginan bertahan dan melawan dalam menghadapi pendudukan dan langkah-langkahnya sampai mewujudkan harapan mereka akan kebebasan dan kemerdekaan di seluruh tanah dari tanah yang Israel duduki," ucap dia.

Israel melakukan serangan udara pertamanya dalam beberapa bulan ke Jalur Gaza pada Selasa (19/4/2022) pagi. Itu merupakan respons atas serangan roket dari wilayah yang diblokade tersebut. Aksi penyerangan dari Gaza terjadi setelah serangkaian aksi kekerasan terhadap warga Palestina selama beberapa pekan terakhir.

Pasukan Israel banyak melakukan penyerangan, penangkapan, dan penggerebekan setelah adanya beberapa insiden penyerangan yang membunuh beberapa warganya. Puncak ketegangan adalah ketika pasukan Israel menggeruduk Masjid Al Aqsa pada Jumat (15/4/2022) pekan lalu, yakni ketika ribuan jamaah hendak menunaikan sholat subuh.

Kepolisian Israel mengklaim, mereka mulai menggeruduk Masjid Al Aqsa setelah adanya sekelompok warga yang melemparkan batu ke arah ruang doa umat Yahudi di Tembok Barat. Polisi Israel hendak membubarkan dan memukul mundur kelompok tersebut. Pada momen itulah bentrokan pecah. Lebih dari 150 warga Palestina mengalami luka-luka dalam kejadian itu.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement