Kamis 21 Apr 2022 22:42 WIB

Wapres Dorong Peningkatan Peran Pelaku Sektor Keuangan Syariah

Wapres berharap adanya sinergi dan kolaborasi lintas sektor keuangan syariah

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wakil Presiden Maruf Amin mendorong peningkatan peran pelaku sektor keuangan syariah sebagai penggerak ekosistem ekonomi dan keuangan syariah. Wapres mendorong peran perbankan syariah, industri keuangan non-bank, pasar modal syariah, lembaga keuangan mikro syariah (LKMS), hingga sektor keuangan sosial syariah.
Foto: Dok. BPMI/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin mendorong peningkatan peran pelaku sektor keuangan syariah sebagai penggerak ekosistem ekonomi dan keuangan syariah. Wapres mendorong peran perbankan syariah, industri keuangan non-bank, pasar modal syariah, lembaga keuangan mikro syariah (LKMS), hingga sektor keuangan sosial syariah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong peningkatan peran pelaku sektor keuangan syariah sebagai penggerak ekosistem ekonomi dan keuangan syariah. Wapres mendorong peran perbankan syariah, industri keuangan non-bank, pasar modal syariah, lembaga keuangan mikro syariah (LKMS), hingga sektor keuangan sosial syariah.

"Saya kerap menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi yang harus terus diperluas dengan melibatkan lintas sektor dan pemangku kepentingan, mengingat ekosistem yang kita kembangkan pun cukup kompleks," kata Wapres saat memberikan Keynote Speech di acara Indonesia Syariah Finance Awards 2022, Kamis (21/4).

Wapres mengingatkan, saat ini negara-negara lain semakin giat memperbesar porsi di pasar syariah global. Karena itu, Indonesia juga harus membuat terobosan dalam memperbesar sektor ekonomi dan keuangan syariah.

"Saya harap kita tidak terlena dengan berbagai pencapaian yang ada, tetapi terus menciptakan terobosan demi terobosan menuju satu visi yang sama," ujar Wapres.

Wapres mengingatkan faktor permintaan (demand) ekonomi dan keuangan syariah Indonesia menunjukkan tren peningkatan. Peningkatan di sektor permintaan ini didorong oleh bertambahnya generasi muda Muslim, bangkitnya ekonomi negara-negara Islam, tumbuhnya kesadaran dan gaya hidup halal, hingga tingginya penetrasi internet dan pangsa ekonomi digital di banyak negara, termasuk Indonesia.

Namun, tantangan ekonomi syariah terbesar justru terletak pada aspek pemenuhan supply. Wapres mengatakan, alih-alih pada faktor permintaan (demand) yang menunjukkan tren peningkatan, tantangan ekonomi syariah justru pada aspek supply atau produsen.

"Tantangan bagi kita justru terletak pada pemenuhan aspek supply, yaitu bagaimana agar permintaan pasar yang begitu besar ini tidak jatuh ke kantong negara lain, tetapi membawa berkah bagi perekonomian bangsa dan kesejahteraan umat," kata Wapres.

Karena itu, ia kembali menekankan pentingnya peran dan partisipasi aktif seluruh pihak dalam mewujudkan visi bersama ini. Pemerintah bersama dengan otoritas keuangan dalam Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), terus berkomitmen mengembangkan ekosistem dan bauran kebijakan agar ekonomi dan keuangan syariah kian tumbuh.

Menurut Wapres, benang merah berbagai upaya untuk memajukan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia adalah mendorong transformasi digital secara cepat dan efektif di sektor keuangan syariah.

Sebab, lambat laun Indonesia terus bergerak menuju masyarakat non-tunai dan transaksi berbasis digital menjadi andalan dalam aktivitas ekonomi masyarakat.

"Digitalisasi keuangan syariah harus diarahkan untuk menjawab tantangan ini, mulai dari sektor perbankan, pembayaran, investasi, pembiayaan hingga asuransi syariah. Semuanya harus terus disinergikan untuk memenuhi demand, baik permintaan pasar domestik maupun global," ungkapnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement