Jumat 22 Apr 2022 07:31 WIB

Kemenkominfo: Google Play Store Sudah Ultimatum Aplikasi 'Pencuri Data' Pengguna Ponsel

Kemenkominfo menyarankan masyarakat untuk menghapus aplikasi aplikasi tersebut.

Rep: Ali Mansur/ Red: Stevy maradona
Google Play Store
Foto: www.pixabay.com
Google Play Store

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika mengonfirmasi adanya aplikasi yang diduga bisa mencuri data pribadi pengguna ponsel. Juru bicara Kemenkominfo Dedy Permadi mengatakan pihaknya tengah mempelajari dugaan pemrosesan data pribadi tanpa hak itu di Google Play Store. 

“Koordinasi lebih lanjut dengan polisi Polda Metro Jaya akan dilakukan terkait upaya dan langkah selanjutnya,” kata Dedy dalam rilis pers, kemarin (21/4). Selain dengan polisi, Kemenkominfo juga diketahui sudah mengontak Google Play Store terkait situasi ini. Dedy mengatakan, pihak Google telah mengambil tindakan terhadap aplikasi tersebut.

“Google Play Store meminta aplikasi itu wajib menghapus fitur pengambilan data pengguna,” kata Dedy. Google Play Store menegaskan, sambung dia, bila aplikasi tersebut ingin tetap berada di ekosistem Google Play Store maka syarat wajib menghapus fitur pengambilan data itu itu adalah mutlak. “Jika mereka ingin kembali dapat diakses penggunanya.”

Kementerian Kominfo kemudian meminta masyarakat untuk dapat memeriksa daftar aplikasi yang diduga mengambil data pribadi secara tanpa hak. Selain itu, warga juga dapat melakukan langkah pengamanan antara lain seperti: memutakhirkan sistem keamanan perangkat; melakukan instalasi ulang terhadap aplikasi, dan tidak memberikan data pribadi kepada pihak yang tidak berkepentingan.

Secara terpisah, Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menemukan adanya sejumlah aplikasi yang mampu mencuri data pribadi pengunduhnya. Mirisnya, aplikasi tersebut ada yang bernuansa Islami, khusus -

nya aplikasi azan dan mengaji. Bahkan, aplikasi-aplikasi itu sudah diunduh lebih dari 10 juta pengguna.

Aplikasi pencuri data pribadi pengguna itu ditemukan seusai Subdit Siber Polda

Metro Jaya melakukan patroli siber. Kemudian hasil dari analisis Tim Siber Polda Metro Jaya diketahui ada

sejumlah aplikasi keagamaan yang diduga melakukan pencurian data pribadi melalui aplikasi tersebut.

Lalu, penyidik juga telah mengumpulkan data sensitif pengguna dan telah diunduh oleh lebih dari 45 juta pengguna. Data para pengguna ini berpotensi disalahgunakan akibat buruknya keamanan server.

Aplikasi di Play Store yang diduga melakukan pencurian data itu, antara lain, Speed Camera Radar,

Al-Moazin Lite (Prayer Times), WiFi Mouse (remote control PC), QR & Barcode Scanner, Qibla Compass-Ramadan 2022, Simple Weather & Clock Widget, Hand cent Nex SMS-Text w/MMS, Smart Kit 360, Al Quran MP3 - 50 Reciters and Translation Audiom, Full Quran MP3 - 50+ Language & Translation, dan Audio Audiosdroid Audio Studio DAW.

sumber : Rilis
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement