REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan program vaksinasi human papillomavirus (HPV) untuk pencegahan kanker serviks diperluas hingga skala nasional mulai 2023. Vaksinasi HPV di Indonesia baru dimulai di dua provinsi sejak 2021.
"Saya minta tahun depan sudah 100 persen," kata Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual dalam rangka peringatan Puncak Hari Imunisasi Sedunia 2022 yang diikuti dari YouTube Kemenkes RI di Jakarta, Jumat (22/4/2022).
Budi mengatakan studi terkait vaksinasi HPV sudah dilakukan cukup lama dan hasilnya baik untuk mencegah risiko kanker serviks. Sehingga sudah saatnya program tersebut diterapkan secara masif di Indonesia.
Vaksinasi HPV di Indonesia baru dimulai di dua provinsi dan lima kabupaten/kota di Indonesia sejak 2021, lalu diperluas di tiga provinsi dan lima kabupaten/kota pada tahun ini.
"Seperti di daerah Yogyakarta sudah dilakukan dan hasilnya baik. Kita ingin supaya ini (vaksinasi HPV) cepat diluncurkan secara nasional untuk menekan kematian ibu yang disebabkan kanker serviks, karena kematiannya semakin lama semakin naik," katanya.
Program vaksinasi HPV menyasar kelompok masyarakat dari kalangan siswi kelas 5 dan 6 sekolah dasar. Sebab sesuai aturan, vaksin diberikan sebelum peserta mengalami masa menstruasi.
"Kalau sudah menstruasi, dia (vaksin HPV) jadi tidak efektif untuk bisa mengurangi prevalensi kanker serviks. Itu sebabnya kita kejar pemberiannya ke seluruh anak di usia kelas 5 dan 6 SD," katanya.
Dalam acara yang sama, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu mengatakan pada tahun ini program vaksinasi HPV kembali diperluas dengan menambah cakupan peserta dari delapan provinsi.
"Kita perluas tahun ini dengan menambah delapan provinsi, empat provinsi di Jawa plus Bali dan tiga provinsi di Sulawesi yang kami targetkan punya prevalensi kanker serviks terbanyak," katanya.