Jumat 22 Apr 2022 16:16 WIB

Gubernur BI: G20 Sepakat Bantu Negara Berkembang Bangkit dari Dampak Perang Rusia

Pertemuan G20 ungkap perang Rusia-Ukrania berdampak finansial global

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan pemaparan secara daring saat kuliah umum atau Public Lecture G20 bertema Exit Strategy & Addressing Scarring Effect: Bangkit, Tumbuh dan Pulih Pascapandemi di Semarang, Jawa Tengah, Senin (21/3/2022). Kuliah umum yang diselenggarakan Bank Indonesia Institute (BINS) bersama Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jawa Tengah dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jawa Tengah tersebut mengulas strategi pemulihan ekonomi Indonesia pascapandemi sekaligus dalam rangka mendukung Presidensi G20 Indonesia.
Foto: Antara/Aji Styawan
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan pemaparan secara daring saat kuliah umum atau Public Lecture G20 bertema Exit Strategy & Addressing Scarring Effect: Bangkit, Tumbuh dan Pulih Pascapandemi di Semarang, Jawa Tengah, Senin (21/3/2022). Kuliah umum yang diselenggarakan Bank Indonesia Institute (BINS) bersama Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jawa Tengah dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jawa Tengah tersebut mengulas strategi pemulihan ekonomi Indonesia pascapandemi sekaligus dalam rangka mendukung Presidensi G20 Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, komitmen yang disampaikan negara anggota G20. Salah satunya terkait dampak perang Rusia-Ukraina.

Dirinya menyatakan, negara anggota G20 bersepakat membantu negara-negara berkembang agar bangkit dari dampak perang Rusia-Ukraina. Terutama negara dengan penghasilan kecil yang juga masih berusaha bangkit dari dampak pandemi.

Perang Rusia-Ukraina dinilai berdampak pada kondisi finansial global, termasuk pasokan pangan dan energi global. Dampaknya dinilai akan lebih besar terhadap negara-negara berkembang.

“Dalam pertemuan kedua ini ada yang berbeda karena kita mendapat tantangan adanya bahasan mengenai serangan yang dilakukan oleh Rusia. Kompleksitas yang terjadi bisa berdampak pada pemulihan ekonomi global pasca pandemi,” kata Perry High Level Discussion yang digelar virtual, Jumat (22/4).

Ia menjelaskan, negara anggota G20 menilai serangan itu bisa mengganggu proses pemulihan ekonomi global. Di antaranya pasokan pangan dan energi global terganggu.

Perry menyebutkan, para negara anggota membahas empat poin. Meliputi perbankan ekonomi global, kondisi kesehatan global, arsirektut finansial, sampai finansial global.

“Hasilnya dalam perkembangan ekonomi global ke depan, membahas mengenai dampak perang Rusia dengan Ukraina terhadap perkembangan ekonomi global. Para anggota memiliki perhatian terhadap dampak dari perang tersebut dan bagaimana cara untuk bisa kembali menyeimbangkan ekonomi sehingga bisa tumbuh berkelanjutan ke depannya,” jelas dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement