Selama Libur Lebaran, Pemkot Yogya Bentuk Tim Penanganan Aduan dan Informasi
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Selama Libur Lebaran, Pemkot Yogya Bentuk Tim Penanganan Aduan dan Informasi (ilustrasi). | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta membentuk Tim Penanganan Aduan dan Informasi di masa libur Lebaran Idul Fitri 2022 ini. Tim ini nantinya akan menangani berbagai aduan, terutama dari wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta.
Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan, tim ini dibentuk mengingat akhir-akhir ini muncul banyaknya pemberitaan maupun aduan negatif terkait pariwisata DIY, termasuk Kota Yogyakarta. Mulai dari terganggunya suasana keamanan ketertiban masyarakat, layanan pelaku pariwisata yang tidak maksimal kepada wisatawan.
Selain itu, katanya, juga ada pergeseran nilai-nilai di masyarakat yang dapat merugikan pariwisata Kota Yogyakarta. Untuk mengantisipasi hal-hal tersebut, maka dibentuk Tim Penanganan Aduan dan Informasi.
"Untuk itu, kiranya kita perlu melaksanakan tindakan mitigasi di bidang pariwisata, sebagai antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya kembali peristiwa-peristiwa yang berpotensi mencoreng citra pariwisata Kota Yogya tersebut dan juga sebagai upaya kewaspadaan dan kesiapsiagaan kita dalam menghadapi masa libur panjang Idul Fitri," kata Haryadi saat digelarnya Operasi Ketupat Progo di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Jumat (22/4/2022) sore.
Pemkot Yogyakarta bersama instansi terkait lainnya membentuk posko-posko aduan. Ada tiga posko yang dibentuk yakni di kawasan Malioboro, di Tugu Pal Putih dan di Titik Nol.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, ketiga posko tersebut beroperasi selama Libur Lebaran yakni sejak 3 hingga 7 Mei 2022 nanti. Petugas pun dikerahkan di posko, termasuk melakukan pengawasan secara mobile di kawasan-kawasan wisata.
"Nanti kita ada posko, posko utamanya ada di kawasan Malioboro dan juga ada posko-posko lain, termasuk seluruh petugas Jogoboro itu memberikan layanan," kata Heroe.
Jika ada aduan dari wisatawan, maka akan langsung ditangani di tempat. Termasuk diberikan sanksi jika ditemukan adanya pelanggaran.
"Makanya kami sekarang ini membuat pos-pod aduan pelayanan terintegrasi dari seluruh OPD yang akan memberikan layanan apapun, termasuk memberikan sanksi tegas pada saat itu juga dilakukan," ujar Heroe.
Heroe menyebut, selama ini banyak aduan dari wisatawan terkait pariwisata di Kota Yogyakarta. Seperti pedagang kuliner yang menaikkan harga secara tidak wajar (nuthuk), hingga tarif parkir yang tinggi.
Namun, beberapa dari aduan yang diterima tidak dijelaskan dengan detail. Sehingga, beberapa aduan ada yang tidak bisa tertangani dan banyak dari aduan tersebut hanya disampaikan lewat media sosial.
"Jadi seringkali ada informasi di medsos, tapi pada saat kita minta mendeskripsikan kejadian dimana dan segala macamnya, mereka tidak bisa menggambarkan dengan baik," jelasnya.
Pihaknya memprediksi di masa libur Lebaran tahun ini akan lebih banyak wisatawan yang akan berkunjung ke Kota Yogyakarta. Hal ini mengingat adanya pelonggaran aturan dan juga banyaknya pemudik yang datang.
"Biasanya hari ketiga (libur Lebaran) sudah mulai ramai, kalau sebelum Lebaran H-1 atau H-2 sudah mulia ramai. Kita belum bisa menghitung berapa banyak (yang diprediksi datang ke Kota Yogya). Saya lihat saat muter-muter di kampung-kampung, menyatakan kebanyakan saudaranya akan pulang ke Yogya semua," tambah Heroe.