Jumat 22 Apr 2022 20:20 WIB

Jerman tak ingin Ada Perang Dunia III Melawan Rusia

NATO dinilai harus menghindari konfrontasi militer langsung dengan Rusia.

 Kanselir Olaf Scholz.
Foto: AP/Markus Schreiber
Kanselir Olaf Scholz.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- NATO harus menghindari konfrontasi militer langsung dengan Rusia yang dapat menyebabkan perang dunia ketiga. Demikian disampaikan Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam wawancara dengan Der Spiegel ketika ditanya tentang kegagalan Jerman mengirimkan senjata berat ke Ukraina.

Scholz menghadapi kritik yang berkembang di dalam dan luar negeri karena keengganan pemerintahnya untuk mengirimkan senjata berat perang darat, seperti tank dan howitzer ke Ukraina untuk membantunya menangkis serangan Rusia, bahkan ketika sekutu Barat lainnya meningkatkan pengiriman.

Baca Juga

Ditanya dalam wawancara panjang yang diterbitkan pada Jumat mengapa menurutnya pengiriman tank dapat menyebabkan perang nuklir. Menurutnya, mengatakan tidak ada aturan yang menyatakan kapan Jerman dapat terlibat dalam perang di Ukraina. "Itulah mengapa semakin penting bahwa kita mempertimbangkan setiap langkah dengan sangat hati-hati dan berkoordinasi erat satu sama lain," katanya.

"Untuk menghindari eskalasi terhadap NATO adalah prioritas utama bagi saya. Itulah mengapa saya tidak fokus pada jajak pendapat atau membiarkan diri saya terganggu oleh panggilan telepon yang berdering. Konsekuensi dari satu kesalahan akan sangat dramatis."

Pernyataan ini tak selaras dengan pernyataan Scholz sebelumnya tentang topik itu, yang menitikberatkan pada fakta bahwa stok militer Jerman sendiri akan habis dengan mengirimkan persenjataan berat untuk perang darat. Sementara persenjataan yang menurut industri Jerman dapat dipasok sulit digunakan oleh militer Ukraina karena mereka terbiasa memakai senjata buatan Rusia.

Ditanya mengapa dia tidak menjelaskan keengganan pemerintahnya mengirim senjata berat terkait dengan ancaman perang nuklir, dia mengatakan "simplifikasi-simplifikasi" seperti itu tidak membantu.

Secara terpisah, Scholz mempertahankan keputusannya untuk tidak segera mengakhiri impor gas Rusia dari Jerman sebagai tanggapan atas apa yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina.

"Saya sama sekali tidak melihat bagaimana embargo gas akan mengakhiri perang. Jika (Presiden Rusia Vladimir) Putin terbuka terhadap argumen ekonomi, dia tidak akan pernah memulai perang gila ini," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement