Jumat 22 Apr 2022 22:41 WIB

Pasar Padang Lua di Agam Produksi 15 Ton Sampah Sehari

15 ton sampah dihasilkan dari pasar Padang Lua.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
Pasar Padang Lua di Agam Produksi 15 Ton Sampah Sehari. Foto:   Pengolahan sampah. Ilustrasi
Foto: Republika/Abdan Syakura
Pasar Padang Lua di Agam Produksi 15 Ton Sampah Sehari. Foto: Pengolahan sampah. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG LUA-- Pasar Padang Lua, di Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, termasuk pasar yang sibuk dalam aktivitas jual beli kebutuhan masyarakat setiap hari. Hal itu berimbas kepada tingginya produksi sampah di pasar tersebut.

Laporan yang diterima Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi, Pasar Padang Lua dalam sehari menghasilkan 15 ton sampah.

Baca Juga

"Aktivitas perdagangan di pasar tradisional Padang Lua menyisakan permasalahan yang perlu diberi perhatian khusus. Sampah. Setiap harinya, pasar Padang Lua menghasilkan kurang lebih 15 ton sampah," kata Mahyeldi, Kamis (21/4/2022).

Selama ini, untuk mencegah penumpukan, Pemkab Agam mengirimkan sampah dari Pasar Padang Lua ini ke

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional yang terletak di Kelurahan Padang Karambia, Payakumbuh Selatan.

Tapi solusi membutuhkan biaya angkut yang tidak sedikit. Belum lagi, alur pembuangan sampah dapat sewaktu-waktu terganggu jika TPA berhenti beroperasi.

"Bulan lalu misalnya, TPA Regional Payakumbuh ditutup sementara untuk perbaikan, berujung pada terhambatnya pengiriman sampah dari Padang Lua selama 3 hari," ucap Mahyeldi.

Untuk mengurangi penumpukan sampah ini, Mahyeldi meminta jajarannya dan juga Pemkab Agam membina masyarakat untuk membudidayakan sampah yang dapat didaur ulang.

Mengolah alih-alih membuang, ungkap Mahyeldi, adalah solusi berkelanjutan yang tidak hanya ramah lingkungan, namun juga memberi nilai tambah bagi warga. Nanti dia bisa diolah jadi pupuk organik, jadi pakan ternak, dan jadi media budidaya maggot. Jadi tidak terbuang percuma," kata Mahyeldi menambahkan.

Mahyeldi mencontohkan budidaya manggot yang dilakukan di Kampar, Provinsi Riau. Di sana maggot yang dibudidayakan dalam ruangan sebesar kurang lebih 10x10 meter menggunakan media hasil olahan sampah organik di Kampar telah memberikan hingga Rp2,4 juta perhari.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement