Sabtu 23 Apr 2022 06:47 WIB

Itikaf Ramadhan

Ramadhan menjadi momentum untuk itikaf.

Umat muslim melakukan Itikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan 1442 H di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Senin (3/5) dini hari. Pada 10 hari menjelang berakhirnya bulan Ramadhan, umat muslim melakukan Itikaf untuk meraih malam kemuliaan (Lailatul Qadar) dengan membaca Alquran, Shalat Tahajud (malam) dan berzikir. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Umat muslim melakukan Itikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan 1442 H di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Senin (3/5) dini hari. Pada 10 hari menjelang berakhirnya bulan Ramadhan, umat muslim melakukan Itikaf untuk meraih malam kemuliaan (Lailatul Qadar) dengan membaca Alquran, Shalat Tahajud (malam) dan berzikir. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Imam Nur Suharno

Selain puasa, bagi kaum Muslimin, Ramadhan menjadi momentum untuk itikaf. Ibadah ini mengharuskan seorang Muslim berdiam diri dalam masjid selang beberapa waktu lamanya untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Baca Juga

Rasulullah SAW bersungguh-sungguh pada al-asyrul awakhir(sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan) dengan melakukan itikaf di masjid. Aisyah RA berkata, Rasulullah SAW ketika memasuki sepuluh Ramadhan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malamnya dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah. (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam hadis lain, dari Aisyah RA, ia berkata bahwasanya Nabi SAW biasa beritikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beritikaf setelah beliau wafat.(HR Bukhari dan Muslim).

Yusuf Qardhawi dalam bukunya, Fiqih Shiyam, menyebutkan dua alasan utama mengapa Rasulullah SAW bersungguh- sungguh dalam meraih al-asyrul awakhir. Yaitu, al-asyrul awakhirmerupakan akhir bulan penuh berkah karena pada setiap amal perbuatan dilihat pada akhirnya; dan al-asyrul awakhir merupakan rentang turunnya malam Lailatul Qadar.

Rasulullah SAW bersabda, Carilah Lailatul Qadar pada al- syrul awakhirpada bulan Ramadhan. (Muttafaq alaih). Dalam hadis yang lain, Carilah Lailatul Qadar dalam malam ganjil dari sepuluh malam terakhir pada bulan Ramadhan. (HR Bukhari).

Di antara amalan yang dilakukan selama itikaf, pertama, qiyamullail. Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa berdiri (untuk mengerjakan shalat) pada Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni untuknya segala dosanya yang telah berlalu. (HR Bukhari).

Kedua, membaca Alquran. Nabi SAW bersabda, Bacalah oleh kalian Alquran karena sesungguhnya Alquran akan datang menghampiri kalian pada hari kiamat sebagai syafaat. (HR Muslim). Ketiga, banyak berzikir.Allah SWT berfirman, Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku akan ingat kepadamu; bersyu kurlah kepada-Ku, dan jangan lah kamu mengingkari nikmat-Ku. (QS al-Baqarah [2]: 152).

Keempat, membaca shalawat.Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah memberinya rahmat sepuluh. (HR Muslim). Kelima, banyak berdoa.Aisyah RA ketika bertanya tentang doa yang diucapkan ketika Lailatul Qadar, Berdoalah, Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa'fu'anni(Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku). (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Keenam, bertobat dan istighfar. Semoga Allah membimbing kita kaum Muslimin agar dapat menunaikan iktikaf pada sepuluh malam hari terakhir bulan Ramadhan dan meraih Lailatul Qadar. Amin.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement