REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokocrypto mengenalkan ekosistem blockchain, TokoVerse, yang terintegrasi dengan memanfaatkan teknologi masa depan untuk menciptakan industri aset kripto lebih terlegitimasi di Indonesia. Dikutip dari Antara, Sabtu (23/4/2022), melalui TokoVerse, Tokocrypto tidak mengambil posisi sebagai pedagang aset kripto, melainkan memperluas pemanfaatan teknologi blockchain di Indonesia dengan menghadirkan ekosistem blockchain yang berkelanjutan.
"TokoVerse merupakan ekosistem blockchain pertama di Indonesia yang dibangun oleh Tokocrypto, di mana TKO, proyek kripto dengan token hybrid berkonsep CeDeFi menjadi backbone dalam pengembangan ekosistem tersebut. TokoVerse menjadi bukti komitmen dari Tokocrypto untuk membangun ekosistem berbasis blockchain yang berkelanjutan," kata CEO Tokocrypto Pang Xue Kai.
Pengembangan platform TokoVerse memanfaatkan kombinasi sinergis mulai dari domain Decentralized Finance (DeFi), GameFi dan Non-fungible token (NFT). Ekosistem itu didirikan dengan dorongan adopsi dari perkembangan industri aset kripto di Indonesia.
"Pencapaian Tokocrypto sejak aplikasi kami diluncurkan empat tahun tahun lalu merupakan bukti kepercayaan nasabah, partner bisnis dan investor terhadap visi dan model bisnis yang kami kembangkan," kata dia.
Pertumbuhan Tokocrypto sangatlah pesat. Dari 2020 hingga 2021, jumlah transaksi harian yang diproses dalam platform kami melesat 754 persen dan telah mencapai lebih dari 191 juta dolar AS yang setara Rp2,7 triliun,” kata dia.
Adapun, kata dia, beragam platform di ekosistem TokoVerse meliputi TKO (Toko Token), TokoMall, TokoCare, TokoScholars, Kriptoversity, TokoLabs, T-Launchpad, T-Hub, dan TokoNews
Ia menjelaskan, Tokocrypto saat ini memiliki 2,5 juta pengguna per Maret 2022. Angka tersebut naik sekitar 35 persen dari posisi akhir 2021 yaitu sekitar 2 juta pengguna. Sementara, itu dari sisi transaksi atau volume trading aset kripto selama kuartal I 2022 telah mencapai 47,9 juta dolar AS.
"Kripto dan seluruh ekosistem blockchain sedang mencoba untuk membuat internet baru, yang oleh banyak orang disebut Web3, seperti halnya Google dan Microsoft yang membantu menciptakan Web1. Teknologi blockchain akan mendominasi dunia selama 10-20 tahun ke depan dan dapat membantu memecahkan beberapa masalah ekonomi atau menguranginya," ujar Kai.