Sabtu 23 Apr 2022 11:37 WIB

Pelajari Korut, Peneliti Korsel Gunakan Sampah

Peneliti Korsel menggunakan sampah untuk pelajari Korut.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Agung Sasongko
Foto tak bertanggal ini disediakan Ahad, 17 April 2022, oleh pemerintah Korea Utara menunjukkan pemimpin Kim Jong Un di sebuah lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara. Dikatakan hari Minggu bahwa negara tersebut telah berhasil meluncurkan uji coba senjata berpemandu taktis yang baru dikembangkan. Kantor Berita Pusat Korea resmi mengatakan Kim mengamati peluncuran tersebut.
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service
Foto tak bertanggal ini disediakan Ahad, 17 April 2022, oleh pemerintah Korea Utara menunjukkan pemimpin Kim Jong Un di sebuah lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara. Dikatakan hari Minggu bahwa negara tersebut telah berhasil meluncurkan uji coba senjata berpemandu taktis yang baru dikembangkan. Kantor Berita Pusat Korea resmi mengatakan Kim mengamati peluncuran tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID,  SEOUL -- Ketika ombak menyapu sampah ke pantai-pantai garis depan pulau-pulau Korea Selatan, Kang Dong Wan sedang memburu harta karunnya. Dia menanti sampah dari Korea Utara yang mengintip masuk ke wilayah tersebut.

"Ini bisa menjadi materi yang sangat penting karena kita dapat mempelajari produk apa yang diproduksi di Korea Utara dan barang apa yang digunakan orang di sana," kata profesor di Dong-A University Korea Selatan.

Baca Juga

Pria berusia 48 tahun itu terpaksa beralih ke metode pengumpulan informasi yang rumit karena Covid-19 telah mempersulit orang luar untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam Korea Utara. Keanekaragaman, jumlah, dan peningkatan kecanggihan sampah, diyakini menegaskan laporan media pemerintah Korea Utara bahwa pemimpin Kim Jong-un mendorong produksi berbagai jenis barang konsumsi dan sektor desain industri yang lebih besar. Tindakan ini untuk memenuhi permintaan rakyatnya dan meningkatkan mata pencaharian mereka.

"Penduduk Korea Utara saat ini adalah generasi orang yang menyadari apa itu pasar dan ekonomi. Kim tidak dapat memenangkan dukungan jika dia hanya menekan dan mengendalikan sambil tetap berpegang pada program pengembangan nuklir," kata Kang menunjukan jika Kim perlu menunjukkan ada beberapa perubahan di zamannya.

Sebelum pandemi Covid-19, Kang secara teratur mengunjungi kota-kota perbatasan Cina untuk bertemu dengan warga Korea Utara yang tinggal di sana. Dia juga membeli produk Korea Utara dan memotret desa-desa Korea Utara di seberang perbatasan sungai.

Tapi, Kang tidak bisa pergi ke wilayah itu lagi, karena pembatasan virus membatasi pengunjung asing. Sejak September 2020, Kang telah mengunjungi lima pulau perbatasan Korea Selatan di lepas pantai barat negara itu dan mengumpulkan sekitar 2.000 keping sampah dari Korea Utara, termasuk kantong makanan ringan, kantong jus, bungkus permen, dan botol minuman.

Kang kagum melihat puluhan jenis bahan kemasan warna-warni, masing-masing untuk produk tertentu seperti bumbu, es krim, kue makanan ringan, dan produk susu serta yogurt. Banyak yang membawa berbagai elemen grafis, karakter kartun, dan font huruf. Beberapa masih tampak ketinggalan zaman menurut standar Barat dan merupakan peniru nyata dari desain Korea Selatan dan Jepang.

Kang baru-baru ini menerbitkan sebuah buku //Picking up North Korean Trash on the Five West Sea Islands//. Dia mengatakan bahwa sekarang juga mulai menjelajahi pantai-pantai garis depan timur Korea Selatan.

Tindakan Kang juga membuka jendela yang menarik ke Korea Utara. Contoh saja informasi bahan pada beberapa kantong jus, menunjukkan Pyongyang menggunakan daun pohon sebagai pengganti gula. Kang menduga hal itu karena kurangnya peralatan gula dan pengolahan gula.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement