Sabtu 23 Apr 2022 17:50 WIB

Hakim Tipikor Panggil Paksa Mardani, Pakar: Diatur KUHAP

Ibnu Sina melihat tidak ada upaya kriminalisasi dalam kasus dugaan suap IUP tersebut.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Ketum HIPMI Mardani H Maming
Foto: Dok Republika
Ketum HIPMI Mardani H Maming

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar hukum dari Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ibnu Sina menilai, pemanggilan paksa eks bupati Tanah Bambu dan Bendahara Umum (Bendum) PBNU Mardani H Maming oleh majelis hakim Pengadilan Tipikor Banjarmasin, sesuai aturan hukum acara pidana. Mardani merupakan saksi dalam persidangan dugaan suap izin usaha pertambangan (IUP) dengan terdakwa mantan Kepala Dinas ESDM Tanah Bumbu R Dwidjono Putrohadi Sutopo.

"Kalau di tahap penyidikan diatur KUHAP panggil paksa pada Pasal 112 KUHAP dilakukan setelah ada pemanggilan yang sah dulu," kata Ibnu Sina dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu (23/4/2022).

Baca Juga

Dia melihat tidak ada upaya kriminalisasi dalam kasus dugaan suap IUP tersebut. "Kriminalisasi itu istilah dalam merumuskan tindak pidana baru, atau menaikkan derajat suatu perbuatan menjadi perbuatan pidana, jemput (pemanggilan) paksa tidak ada kaitannya dengan kriminalisasi," ujarnya pula.

Oleh karena itu, kata dia lagi, anggapan kriminalisasi kepada Ketua Umum BPP HIPMI Mardani H Maming sebagai saksi adalah sebuah hal yang sangat keliru. "Anggapan (kriminalisasi) keliru, karena diatur menurut KUHAP sarana tersebut diperbolehkan," ujar Ibnu Sina.

Sebelumnya, majelis hakim Pengadilan Tipikor Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Yusriansyah memutuskan pemanggilan ulang dan paksa kepada Mardani dalam kapasitasnya sebagai saksi fakta dalam kasus suap sidang izin usaha pertambangan. Mardani diketahui memberikan kesaksian dalam sidang tersebut secara daring dari Singapura.

Sebelumnya, Mardani juga mangkir dengan berbagai alasan secara beruntun, yakni pada tanggal 28 Maret, 4 April, dan 11 April 2022. "Majelis menginginkan (saksi Mardani H Maming) hadir (langsung) di dalam persidangan ini. Kami tetapkan pemanggilan paksa khusus untuk Mardani H Maming, harus hadir pada sidang lanjutan minggu depan," kata majelis hakim dalam sidang pada Senin (18/4/2022).

Kuasa hukum Mardani, Irfan Idham menyampaikan, kehadiran kliennya secara daring juga telah dikoordinasikan sebelumnya kepada jaksa penuntut umum (JPU) Kejaksaan Agung. Apalagi Irfan menyebut pada sidang Senin (11/4/2022),majelis hakim juga memperbolehkan Mardani untuk hadir secara daring, sehingga hadir secara jarak jauh adalah opsi yang dipilih mengingat kesibukan kliennya.

Dia juga menyampaikan Mardani telah menandatangani berita acara di bawah sumpah ketika diambil keterangannya sebagai saksi dalam proses penyidikan kasus di Kejaksaan Agung, sehingga berdasarkan Pasal 119 juncto Pasal 179 KUHP telah menyatakan keterangan yang sebenar-benarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement