Sabtu 23 Apr 2022 23:19 WIB

Pengamat: Konsumsi Masyarakat Selama Ramadhan Meningkat 30 Persen

Konsumsi masyarakat saat Ramadhan memang musiman tapi sifatnya meledak.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Pedagang kue kering melayani pembeli di pasar tradisional (ilustrasi). Konsumsi masyarakat selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1443 H diperkirakan meningkat antara 25 hingga 30 persen dibandingkan hari-hari biasa.
Foto: ANTARA FOTO/Fauzan/hp.
Pedagang kue kering melayani pembeli di pasar tradisional (ilustrasi). Konsumsi masyarakat selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1443 H diperkirakan meningkat antara 25 hingga 30 persen dibandingkan hari-hari biasa.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Pengamat ekonomi Muhammad Ikbal menyebutkan, konsumsi masyarakat selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1443 H diperkirakan meningkat antara 25 hingga 30 persen dibandingkan hari-hari biasa.

"Setelah melihat dua pekan Ramadhan di beberapa kota khususnya Samarinda, memang konsumsi masyarakat luar biasa meningkat," kata Ikbal di Samarinda, Sabtu (23/4/2022).

Baca Juga

Dosen Akuntansi FEB Universitas Mulawarman (Unmul) tersebut menjelaskan, salah satu faktor yang mendorong tumbuhnya ekonomi masyarakat adalah adanya konsumsi. Konsumsi adalah bagaimana cara masyarakat menggunakan barang-barang yang dijual oleh produsen.

Menurutnya, konsumsi yang terjadi pada saat Ramadhan bersifat musiman dimana masyarakat berbelanja setahun sekali tapi sifatnya meledak. Ia pun menyebutkan, terdapat dua hal yang menyebabkan peledakan tersebut. Pertama konsumsi untuk orang yang menjalankan ibadah puasa, biasanya karena lapar sehingga konsumsinya berlebih.

Kemudian penyebab kedua konsumsi meningkat karena persiapan menjelang lebaran. Bukan hanya konsumsi makanan, tetapi juga konsumsi pakaian.

"Sehingga dengan banyaknya konsumsi ini para produsen atau para penjual UMKM ekonominya menjadi meningkat," jelasnya.

Hal tersebut dapat dilihat dari menjamurnya para UMKM yang berjualan makanan di pinggir jalan. 80 persen menjual makanan sedangkan 20 persen lainnya menjual barang. "Termasuk seminggu sebelum lebaran biasanya para pedagang pakaian yang mengalami panen luar biasa," tuturnya.

Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi tersebut dirasa tidak meningkat secara signifikan karena selama pandemi Covid-19 pendapatan masyarakat mengalami penurunan sehingga kemungkinan besar konsumsinya tidak terlalu banyak.

Sementara itu, pengamat ekonomi lainnya yang juga berasal dari Unmul selaku Fungsional Lektor, Agus Junaidi, mengatakan, aktivitas belanja masyarakat yang meningkat menjelang lebaran itu pasti akan mempengaruhi perekonomian daerah dimana salah satu indikator kinerja makro ekonomi adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). "Di dalam PDRB itu kalau kita menggunakan pendekatan pengeluaran maka di situ ada komponen namanya konsumsi rumah tangga," paparnya.

"Ketika terjadi peningkatan pada konsumsi rumah tangga, khususnya menjelang Hari Raya Idul Fitri itu pasti akan meningkatkan PDRG Samarinda," kata lagi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement