REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memproyeksikan Taman Tebet (Tebet Eco Park) yang diresmikan Sabtu (23/4/2022), sebagai lokasi retensi atau penampungan air termasuk banjir yang kerap terjadi di sekitar Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Hal tersebut, kata Anies, tidak terlepas dari konsep Eco Park yang menghadirkan konsep pemulihan ekosistem dan naturalisasi ruang terbuka hijau dan biru, serta penyediaan fasilitas taman yang mengakomodasi ragam aktivitas warga.
"Ini memang berfungsi sebagai kolam retensi di musim hujan, dan konsepnya natural, ketika musim kering akan surut. (Optimis menampung air) sekitar sini, iya," kata Anies di Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu.
Anies menyebutkan aliran sungai di sekitaran Tebet akan dialirkan menuju sejumlah kolam air di Tebet Eco Park sehingga fungsinya sebagai penyerapan air akan efektif. Konsep Tebet Eco Park menurutnya juga menggunakan vegetasi dan tanggul alami, serta teknik soil bioengineering di saluran air yang ada di dalam taman.
Konsep itu menurutnya berfungsi untuk membantu meningkatkan kapasitas tampungan air hujan. Dengan demikian, lanjut Anies, kualitas air dapat diperbaiki dan keanekaragaman hayati dapat dipulihkan.
Selain itu, Tebet Eco Park yang juga difungsikan untuk memfasilitasi kegiatan masyarakat untuk berinteraksi dan bermain bagi anak-anak, menambah jumlah revitalisasi taman di Jakarta yang sekarang sudah lebih dari 90 taman dengan konsep taman bermain. Dengan fungsi sedemikian rupa, ia berharap Tebet Eco Park mampu menjadi percontohan bagi taman lainnya di DKI Jakarta baik dari konsep, fungsi, hingga keterlibatan masyarakatnya.
"Membangun taman ini bersama dengan berbagai komunitas, nanti perawatan pemanfaatan juga bersama dengan komunitas," ujarnya.