REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dana Moneter Internasional (IMF) mengadakan diskusi teknis yang bermanfaat dengan Sri Lanka mengenai permintaan pinjamannya. Sementara Bank Dunia sedang mempersiapkan paket bantuan darurat untuk negara yang dilanda krisis itu.
Menteri Keuangan Sri Lanka Ali Sabry telah berada di Washington untuk berbicara dengan IMF, Bank Dunia, India, dan lainnya pada pekan ini. Kehadirannya dalam upaya mencari bantuan pembiayaan untuk negaranya yang telah menangguhkan pembayaran sebagian dari utang luar negerinya sebesar 51 miliar dolar AS.
IMF mengatakan pada Sabtu (23/4), bahwa pembicaraan antara stafnya berfokus pada perlunya Sri Lanka untuk menerapkan strategi yang kredibel dan koheren untuk memulihkan stabilitas makroekonomi. Sri Lanka pun perlu memperkuat jaring pengaman sosialnya serta melindungi orang miskin dan rentan dalam situasi krisis saat ini.
"Tim IMF menyambut baik rencana pihak berwenang untuk terlibat dalam dialog kolaboratif dengan kreditur mereka," kata kepala misi IMF Sri Lanka Masahiro Nozaki.
Sri Lanka mengambil langkah-langkah untuk menjajaki restrukturisasi sekitar 12 miliar dolar AS dalam bentuk obligasi negara. Sabry mengatakan sebelumnya, bahwa pembicaraan dengan IMF difokuskan pada program Extended Fund Facility yang lebih tradisional, tetapi diperlukan pembiayaan pinjaman jangka pendek senilai 3 miliar hingga 4 miliar dolar AS.
IMF telah mengatakan bahwa utang Sri Lanka perlu ditempatkan pada jalur yang berkelanjutan sebelum dapat memberikan pinjaman baru. Proses ini memerlukan negosiasi panjang dengan Cina dan kreditur negara lainnya.
Juru bicara Bank Dunia menyatakan, paket tanggap darurat Bank Dunia termasuk 10 juta dolar AS yang akan segera tersedia untuk pembelian obat-obatan esensial. Kemudian dana yang berkaitan dengan proyek kesiapsiagaan kesehatan Covid-19 yang sedang berlangsung.
Bank Dunia mengatakan paket itu akan memanfaatkan proyek-proyek yang dibiayai bank yang ada dan menggunakan kembali dana untuk menyediakan obat-obatan, makanan untuk anak-anak sekolah, dan bantuan tunai untuk rumah tangga miskin dan rentan.
Dukungan untuk menyediakan gas untuk memasak, persediaan makanan pokok, benih dan pupuk serta kebutuhan pokok lainnya juga sedang dibahas. Juru bicara Bank Dunia menyatakan sangat prihatin tentang situasi di Sri Lanka.
Sabry mengatakan pada Jumat (22/4), bahwa selain pinjaman IMF dan bantuan Bank Dunia, Sri Lanka sedang berdiskusi dengan India sekitar 1,5 miliar dolar AS dalam pembiayaan hutang jangka pendek untuk membantu melanjutkan impor penting. Dia juga telah mendekati Cina, Jepang, dan Asian Development Bank untuk bantuan.
Sumber:
https://www.reuters.com/world/asia-pacific/imf-says-held-fruitful-technical-talks-with-sri-lanka-loan-request-2022-04-23/