REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman mengingatkan risiko anak di bawah 6 tahun bila harus ikut mudik Lebaran. Anak merupakan kelompok paling rentan mengalami perburukan jika terjangkit Covid-19.
"Kalau bicara risiko buat anak tetap ada , tidak mungkin 0 atau tanpa risiko. Apalagi (anak) belum divaksin atau belum divaksin dua dosis atau booster itu yang harus disadari," kata Dicky kepada Republika.co.id, Ahad (24/4/2022).
Dicky menerangkan, anak yang terinfeksi Covid-19 cenderung mengalami gangguan pada saluran pernapasan atas lantaran anatomi saluran napas anak belum sempurna, bahkan menyempit. Oleh karenanya, dalam setiap penyakit saluran napas atas, anak 1 tahun menjadi kelompok paling rentan risiko karena bisa fatal.
"Dulu ada ISPA namanya yang bisa menjadi salah satu penyebab kesakitan parah dan kematian bahkan," ucap dia.
Ia juga terus mengingatkan, virus Covid-19 tidaklah memandang bulu. Baik kelompok lansia yang sudah mendapatkan vaksinasi maupun anak belum divaksinasi Covid-19 dapat tetap tertular.
"Kalau saya menganjurkan sih di bawah 6 tahun atau 7 tahun tidak (mudik) dulu, karena umur itu kan belum divaksin," ujarnya.
Namun, lanjut Dicky, bila memang tetap melakukan mudik, sebaiknya tidak menggunakan transportasi publik dan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. "Tapi pun kalau ternyata harus menggunakan transportasi publik, pastikan yang mendampingi dia (anak di bawah 6 tahun) minimal sudah vaksinasi dua dosis atau booster. Itu akan membantu melindungi mereka," kata Dicky.