REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berharap untuk mengamankan bantuan senjata berat dalam pembicaraan dengan menteri luar negeri dan pertahanan AS di Kiev pada Ahad (24/4/2022). Zelenskyy mengatakan, pasokan senjata berat penting bagi Ukraina untuk merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia.
"Segera setelah kami memiliki (lebih banyak senjata), percayalah, kami akan segera merebut kembali wilayah ini atau wilayah yang untuk sementara diduduki," ujar Zelenskyy.
Zelenskyy mengatakan, sangat penting bagi Ukraina untuk mendapatkan lebih banyak senjata. Zelenskyy mengumumkan kedatangan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada Ahad (24/4/2022).
"Kami akan membahas daftar senjata yang penting bagi kami dan kecepatan pengirimannya. Kami mengharapkan dapat memiliki senjata berat yang kuat," kata Zelenskyy.
Kunjungan Blinken dan Austin akan menjadi perjalanan tingkat tinggi pertama AS ke Kiev sejak perang dimulai 24 Februari. Ketika mengunjungi Polandia pada Maret lalu, Blinken melakukan kunjungan singkat ke Kiev untuk bertemu dengan menteri luar negeri Ukraina. Pertemuan tatap muka terakhir Zelenskyy dengan seorang pemimpin AS adalah 19 Februari, yaitu dengan Wakil Presiden Kamala Harris.
“Saya percaya bahwa kita akan bisa mendapatkan kesepakatan dari Amerika Serikat atau bagian dari paket untuk mempersenjatai Ukraina yang telah kita sepakati sebelumnya. Selain itu, kami memiliki pertanyaan strategis tentang jaminan keamanan, yang sekarang dibahas secara rinci, karena Amerika Serikat akan menjadi salah satu pemimpin negara keamanan bagi negara kami," ujar Zelenskyy.
Pada Sabtu (23/4/2022), militer Ukraina telah menghancurkan sebuah pos komando Rusia di Kherson. Pos komando itu diserang pada Jumat (22/4), dan menewaskan dua jenderal serta melukai seorang lainnya secara kritis. Penasihat Zelenskyy, Oleksiy Arestovych, mengatakan, sebanyak 50 perwira senior Rusia berada di pusat komando ketika diserang.
Zelenskyy memperingatkan, Kiev akan menghentikan pembicaraan dengan Moskow jika mereka membunuh warga sipil yang terkepung di kota Mariupol. Zelenskyy menahan air mata ketika mengatakan bahwa, Ukraina kehilangan anak-anak dalam serangan Rusia. Serangan rudal pada Sabtu (23/4) telah menewaskan delapan orang di kota Odesa, termasuk seorang anak berusia tiga bulan.