REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia sedang menyelidiki laporan pengerahan pasukan khusus Special Air Service (SAS) Inggris ke wilayah Lviv, Ukraina barat. Kantor berita Rusia RIA Novosti yang mengutip sumber keamanan Rusia mengatakan, sekitar 20 anggota SAS beroperasi di Ukraina.
SAS adalah pasukan militer elite Inggris yang dilatih untuk melakukan operasi khusus, pengawasan, dan kontraterorisme. Dalam sebuah pernyataan, Komite Investigasi Rusia mengatakan, mereka akan menindaklanjuti laporan bahwa SAS telah dikirim untuk membantu pasukan khusus Ukraina dalam mengatur sabotase di wilayah Ukraina.
Kementerian Pertahanan Inggris belum memberikan komentar terkait penyelidikan Rusia. Awal tahun ini, Inggris mengirim pelatih militer ke Ukraina untuk melatih pasukan lokal menggunakan senjata anti-tank.
Pada 17 Februari atau sepekan sebelum invasi Rusia, Inggris mengatakan telah menarik semua pasukannya kecuali mereka yang diperlukan untuk melindungi duta besar. Kemungkinan kehadiran pasukan dari negara anggota NATO di Ukraina sangat signifikan, karena Rusia telah mengeluarkan peringatan kepada Barat untuk tidak menghalangi invasinya ke Ukraina.
Sejak awal perang, Inggris telah mengirimkan bantuan militer ke Ukraina berupa senjata anti-kapal, anti-pesawat dan anti-tank ringan. Bantuan peralatan militer ini telah terbukti berguna bagi pesawat tempur Ukraina untuk melawan kendaraan lapis baja Rusia.
Sebelumnya pemerintah Inggris mengkonfirmasi bahwa, sekelompok kecil tentara Ukraina sedang menjalani pelatihan di Inggris untuk pertama kalinya. Pasukan mulai berlatih dengan kendaraan patroli lapis baja yang disumbangkan oleh Inggris bulan ini.
Juru bicara Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan, Inggris bersama dengan sekutunya menyediakan jenis peralatan baru untuk tentara Ukraina. Peralatan itu mungkin belum pernah mereka gunakan sebelumnya.
"Masuk akal jika mereka mendapatkan pelatihan yang diperlukan untuk memanfaatkannya sebaik mungkin," kata juru bicara itu. Militer Inggris telah melatih pasukan Ukraina sejak pencaplokan Krimea pada 2014. Mereka ditarik pada Februari untuk menghindari konflik langsung dengan pasukan Rusia.
Militer Amerika Serikat juga melatih pasukan Ukraina menggunakan artileri howitzer. Sementara, Inggris melatih tentara Ukraina di Polandia untuk menggunakan senjata anti-pesawat.