Senin 25 Apr 2022 01:22 WIB

Lewat Literasi Digital, Sukabumi Gencarkan Penurunan Angka Stunting

Harapannya 2024 mendatang ditargetkan persentase stunting turun menjadi 14 persen

Rep: riga nurul iman/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah upaya dilakukan untuk menurukan angka stunting atau kondisi anak memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar usianya akibat kurang gizi. Misalnya di Kota Sukabumi dengan menggencarkan literasi digital dalam mengentaskan masalah stunting.
Foto: istimewa
Sejumlah upaya dilakukan untuk menurukan angka stunting atau kondisi anak memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar usianya akibat kurang gizi. Misalnya di Kota Sukabumi dengan menggencarkan literasi digital dalam mengentaskan masalah stunting.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Sejumlah upaya dilakukan untuk menurukan angka stunting atau kondisi anak memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar usianya akibat kurang gizi. Misalnya di Kota Sukabumi dengan menggencarkan literasi digital dalam mengentaskan masalah stunting.

Caranya dengan menggelar webinar secara hybrid dalam rangka memperingati Hari Kartini sekaligus kegiatan 8 aksi konvergensi percepatan penurunan stunting di Kota Sukabumi pada Jumat (22/4/2022). Kegiatan yang digelar di ruang Pertemuan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi tersebut digagas bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Kota Sukabumi.

Baca Juga

'' Kami optimal menekan angka stunting, salah satunya melalui webinar,'' ujar Kepala Bappeda Kota Sukabumi Reni Rosyida Muthmainnah, Ahad (24/4/2022). Di mana acara ini diawali oleh penyampaian keynote speaker yang disampaikan oleh Ketua TP PKK Kota Sukabumi Fitri Hayati Fahmi.

Webinar ini kata Reni, membahas pencegahan stunting sejak dini khususnya di Kota Sukabumi. Sehingga semua elemen masyarajat ikut berperan dalam penanganan masalah stunting.

Menurut Reni, peserta webinar mulai dari Bappeda Kota Sukabumi, PKK Kota Sukabumi dan jajarannya, DWP Kota Sukabumi, PKK Kecamatan/Kelurahan Kota Sukabumi. Selain itu Kepala Sekolah Paud/SD/SMP se- Kota Sukabumi dan seluruh OPD Kota Sukabumi.

Salah satu narasumber dalam webinar Dewi Inong Irana menyampaikan, keharmonisan berperan penting dalam menjaga ketahanan keluarga. Salah satunya dengan memberikan pendidikan mengenai seks sejak dini.

Sehingga anak dapat mengetahui peran sesuai gendernya, memahami perilaku seksual yang seharusnya dilakukan dan memahami kesehatan dan perkembangan reproduksi. Selain itu mengetahui batasan-batasan yang tidak boleh diabaikan. 

'' Kami berupaya melakukan percepatan penurunan stunting seperti yang ditargetkan Pemprov, Jabar,'' ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi. Saat ini Kota Sukabumi menjadi salah satu daerah di Jabar yang sesuai dengan ketetapan batas maksimal WHO yaitu di bawah 20 persen yakni 19,1 persen.

Menurut Fahmi, harapannya pada 2024 mendatang ditargetkan persentase stunting turun menjadi 14 persen dan tersisa dua tahun lagi. Sehingga Kota Sukabumi ditetapkan oleh Jabar ada lokus baru untuk 10 kelurahan dalam rangka percepatan penanganan stunting.

Fahmi mengungkapkan, bonus demografi meningkat secara nasional mengandung dua makna yakni menjadi berkah dan bisa menjadi musibah. Menyikapi bonus demografi butuh keselarasandan kerja yang luar biasa

'' Mudah-mudahan Kota/Kabupaten Sukabumi bersinergi dan harapannya kedua wilayah ada keterpaduan menuntaskan kasus stunting dengan kolaborasi,'' kata Fahmi. Di mana Kota Sukabumi telah melakukan aksi penurunan stunting dan ke depan diharapkan 8 aksi konvergensi semakin memperkuat semangat dan komitmen sumbangsih terbaik bagi provinsi jabar.

Delapan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi yaitu analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, Perbup/Perwali Kewenangan Desa, pembinaan kader pembangunan masyarakat, manajemen data, pengukuran dan publikasi stunting, dan review kinerja tahunan. '' Tahun 2024 tersisa dua tahun target yang ditetapkan, bukan kerja mudah dan akan mudan bila ada dukungan dari semua pihak dan provinsi,'' kata wali kota.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement