REPUBLIKA.CO.ID,BEIRUT -- Saat matahari terbenam di balik blok apartemen tinggi yang berjajar di Badr Demachkieh di Beirut barat, arus kendaraan berhenti di luar toko roti dan toko minuman tersebar di sepanjang jalan yang sibuk.
Di saat bersamaan, para pelanggan bergegas mengambil kue dan minuman untuk berbuka puasa Ramadhan di hari itu, sebelum beranjak pulang saat kegelapan mulai menutupi.
Di kios minuman pinggir jalan Juicy Frutti, enam bak besar berbagai minuman disediakan dan diaduk secara berkala agar tetap segar. Di antaranya tersedia Jallab, minuman Ramadhan yang populer di beberapa negara termasuk Lebanon, Suriah, Palestina dan Yordania.
Pemilik kios, Sleiman Al Ali, meraih salah satu dari banyak botol air kosong di tas, sebelum mengisinya dengan minuman manis berwarna gelap yang sebagian besar dibuat dengan mengencerkan sirup air mawar dan tetes tebu dan sering diberi es, kacang pinus dan kismis.
“Di sini kami memiliki pistachio, kacang pinus, kacang mete. Anda mengonsumsi ini bersama jallab," kata Ali dikutip di The National News, belum lama ini.
Ia menyebut pelanggan selalu ada, bahkan jika krisis ekonomi yang menghancurkan melanda Libanon dan berdampak pada permintaan.
Saat ini, masyarakat disebut merasa berada pada situasi yang sulit. Jika sebelumnya mereka bisa membeli dua hingga tiga botol, sekarang rata-rata hanya membeli satu botol.
"Kadang ada pelanggan, kadang tidak. Tapi selama Ramadhan, mereka selalu ada," lanjutnya.
Masyarakat meyakini, sirup jallab dalam kemasan, untuk persiapan di rumah, pertama kali diperkenalkan pada 1980-an oleh produsen minuman Kassatly Chtaura dan pendirinya, Akram Kassatly.
Keputusan itu dipicu oleh kliennya di Arab Saudi dan Teluk, yang bertanya apakah dia bisa membuat minuman Jallab dalam botol. Akram Kassatly lantas mencari salah satu penjual Jallab paling terkenal di pasar Beirut untuk mempelajari resepnya.
"Pada saat yang sama, pada 1980-an, iklan dimulai,” kata Nayef Kassatly, manajer umum Kassatly Chtaura dan putra Akram, Nayef Kassatly. Ia merujuk pada iklan Lebanon terkenal yang memasarkan Jallab.
Dalam iklan tersebut, dibuat sebuah cerita yang indah dengan lagu yang bagus. Isi iklan tersebut tentang dunia fantasi Jallab yang muncul di sekitarnya, selama Ramadhan, selama musim panas dan sebagainya.
Hal tersebut dikatakan benar-benar menjadi titik balik Kassatly Chtaura. Jallab adalah pilar kesuksesan perusahaan dan mengarah pada kesempatan yang lain.
Kassatly lantas percaya, meski bukan generasinya, “fantasi” jallab menciptakan nostalgia masa sebelum perang di mana penjaja menjual minuman ini di jalanan.
"Ini seperti merebut masa lalu. Inilah mengapa fantasi ini diciptakan di sekitarnya," lanjutnya.
Meski demikian, ia mengakui jika terjadi perubahan kebiasaan di masyarakat. Seiring dengan semakin populernya jus buah, Jallab kini menjadi minuman musiman.
Tak hanya itu, ia juga meyakini karena krisis ekonomi saat ini di Lebanon dan penurunan daya beli, Jallab telah berubah menjadi barang mewah.
Sumber: