Senin 25 Apr 2022 07:13 WIB

Populi Center: Golkar dan PKB Berebut Peringkat Ketiga di Parlemen

Survei Populi Center mencatat Partai Golkar dan PKB berebut posisi tiga di parlemen.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bilal Ramadhan
Gedung DPR. Survei Populi Center mencatat Partai Golkar dan PKB berebut posisi tiga di parlemen.
Gedung DPR. Survei Populi Center mencatat Partai Golkar dan PKB berebut posisi tiga di parlemen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Populi Center merilis survei terkait peta politik nasional menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024. Salah satunya adalah elektabilitas sembilan partai politik yang saat ini berada di parlemen.

Teratas masih ditempati oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan elektabilitas sebesar 19,3 persen. Tepat di bawahnya, ada Partai Gerindra dengan 11,6 persen.

Baca Juga

"Yang saling berebut posisi tiga dan empat, Golkar dan PKB," ujar Deputi Direktur Populi Center, Rafif Pamenang Irawan dalam rilis daringnya, Ahad (24/4/2022).

Partai Golkar berada di peringkat ketiga dengan elektabilitas sebesar 11,3 persen, sedangkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan 6,8 persen. Selanjutnya, ada Partai Demokrat (6,7 persen) dan Partai Keadilan Sejahtera (5,1 persen).

Sedangkan elektabilitas tiga partai lainnya tak menyanggupi ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar 4 persen. Ketiganya, yakni Partai Persatuan Pembangunan (3,5 persen), Partai Nasdem (3,1 persen), dan Partai Amanat Nasional (2,5 persen).

"Pada 2020 ketika Covid-19 muncul, partai yang ikut pemerintah banyak yang turun (elektabilitasnya), PDIP, Gerindra, Golkar. Yang oposisi, Demokrat, PKS naik," ujar Rafif.

Ia menjelaskan, pihaknya juga merilis survei terkait pengetahuan masyarakat terkait pelaksanaan Pemilu yang akan digelar pada 14 Februari 2024. Sebanyak 61,8 persen masyarakat mengetahui akan digelarnya Pemilu 2024, sedangkan 38,2 persen menyatakan tak mengetahuinya.

Pada pertanyaan lain, jumlah masyarakat yang menyatakan akan menggunakan hak pilihnya pada Pemilu serentak 2024 mendatang cukup besar, yakni 96,8 persen. Adapun sebesar 0,7 persen menyatakan tidak akan menggunakan hak pilihnya, sebesar 2,4 persen belum memutuskan.

Selanjutnya, mayoritas publik juga tak setuju dengan usulan penundaan Pemilu 2024, yakni sebesar 74,3 persen. Sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 15,6 persen, yang terbagi dari sangat setuju (0,8 persen) dan setuju (14,8 persen).

"Jadi antusiasme warga, masyarakat untuk kemudian berpartisipasi dalam pemilu cukup besar. Ini mungkin menjadi salah satu catatan komisioner KPU yang baru untuk kemudian aktif mensosialisasikan Pemilu 2024," ujar Rafif.

Populi Center melakukan survei dengan wawancara tatap muka sejak 21 hingga 29 Maret 2022. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak bertingkat dengan margin of error kurang lebih sebesar 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Responden dipilih secara multistage random sampling, mulai dari pengacakan untuk kelurahan, rukun tetangga (RT), keluarga, hingga akhirnya mendapatkan responden terpilih. Besaran sampel di setiap wilayah dialokasikan sesuai dengan proporsi daftar pemilih tetap (DPT) data Pemilu 2019.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement