REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemain internasional Italia Jorginho melanjutkan mimpi buruk dalam eksekusi penalti musim ini. Padahal, sebelumnya pemain berdarah Brasil ini dipercaya sebagai pengambil penalti karena eksekusinya yang baik.
Saat masih membela Napoli, ia jaminan menghasilkan gol dari titik putih, begitu juga di Azzurri. Pada awal kepindahannya di Chelsea, Jorginho tetap mempertahankan status hingga ke Final Euro 2020.
Namun, sejak kegagalan dalam adu penalti melawan Inggris, dia telah membuat kesalahan demi kesalahan, dan terlihat kehilangan kepercayaan diri. Dua kegagalan penaltinya melawan Swiss secara efektif membuat Italia tersingkir dari Piala Dunia 2002.
Teranyar, Jorginho nyaris membuat Chelsea gagal mengamankan kemenangan di Liga Primer Inggris setelah penaltinya ke gawang West Ham United gagal. Chelsea mendapatkan penalti setelah Romelu Lukaku dijatuhkan Craig Dawson di kotak terlarang. Namun tendangan Jorginho tepat menuju ke arah kiper West Ham Lukasz Fabianski. Jorginho selamat dari cercaan karena Christian Pulisic akhirnya menjadi penyelamat karena golnya membuat Chelsea menang 1-0, Ahad (24/4/2022).
Sebenarnya statistik penati Jorginho tak jelek-jelek amat. Ia mengonversi 38 gol melalui titik putih di klub dan timnas Italia. Jorginho tujuh kali gagal. Masalahnya, enam kegagalan itu terjadi sejak September 2020. Ini artinya sebelum masa itu, ia hanya gagal sekali sebagai pengambil penalti.
Kegagalan sebelumnya datang dalam kekalahan 2-0 dari Liverpool, kemenangan 4-0 atas FK Krasnodar dan kekalahan 3-1 dari Arsenal, semuanya pada musim 2020-21.
Ia gagal dalam adu penalti Italia vs Inggris di final Euro, musim panas lalu. Untuk Chelsea, ia telah mencetak enam dari tujuh penalti dalam adu penalti. Namun satu-satunya kegagalannya harus dibayar mahal karena Chelsea kalah dari Manchester City pada final Piala Liga Inggris 2018-19.