REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- “Di Ramadhan pertama saya, ketika 10 hari terakhir datang, saya sudah lelah dan merasa sedikit tersesat dan tidak yakin. Saya sudah berusaha keras, bagaimana saya bisa meningkatkan ini?”
Jika Anda melihat seorang atlet dalam perlombaan, menjelang akhir perlombaan, Anda melihat atlet mendorong diri mereka lebih keras bahkan yang menyakitkan. Meskipun ada rasa sakit yang terlibat, mereka tahu ada tujuan yang harus dicapai, yaitu menang.
Di bulan Ramadhan Anda adalah penguasa perlombaan Anda sendiri, itulah mengapa kami merasakan urgensi itu ketika kami mencapai sepuluh hari terakhir Ramadhan. Mengapa 10 hari terakhir Ramadhan penting?
Karena kita mencari sesuatu yang luar biasa, yakni satu malam tertentu di sepuluh malam terakhir yang disebut lailatul qadar. Malam ini adalah target yang bergerak, kita tidak tahu persis di sepuluh malam terakhir lailatul qadar mana yang akan jatuh dan ada begitu banyak hikmah di dalamnya.
Beberapa sahabat biasa menemukan rasa damai, atau mereka akan bermimpi tentang malam itu seperti ibnu Umar. Tapi bisa jadi kamu hanya punya firasat tertentu sore itu bahwa mungkin ini malamnya, tapi sebenarnya kita tidak tahu pasti.
Malam yang unik
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Alquran pada Malam Kemuliaan. (QS Al-Qadr:1)
Allah Maha Bijaksana. Sebagai manusia kita cenderung sedikit malas, jika kita tahu ada sesuatu di sana dan kita bisa mengambilnya, kita tidak akan mencari-cari dan berusaha menemukannya. Allah telah memilih tidak menunjukkan kepada kita kapan tepatnya lailatul qadar.
Ini berarti bahwa selama sepuluh malam terakhir ini kita mencari waktu tertentu, yang berarti kita berusaha untuk melakukan hal-hal yang baik, untuk berdoa lebih banyak, untuk mendapatkan mendekatkan diri kepada Allah pada sepuluh malam terakhir itu.