Senin 25 Apr 2022 14:40 WIB

Pemudik ke Yogyakarta Diperkirakan 3,9 Juta, Sri Sultan: Mudik Lebih Awal Lebih Baik

Diperkirakan jumlah pemudik yang datang akan lebih besar dari jumlah penduduk DIY

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Hiru Muhammad
Warga antre mendaftar mudik gratis lebaran di Gedung Balai Pertemuan Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (23/4/2022). Polda Metro Jaya membuka program Mudik Gratis Lebaran 2022 bagi masyarakat dengan menyiapkan sebanyak 400 bus untuk keberangkatan pada tanggal 26, 27 dan 29 April 2022 dengan daerah tujuan Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Warga antre mendaftar mudik gratis lebaran di Gedung Balai Pertemuan Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (23/4/2022). Polda Metro Jaya membuka program Mudik Gratis Lebaran 2022 bagi masyarakat dengan menyiapkan sebanyak 400 bus untuk keberangkatan pada tanggal 26, 27 dan 29 April 2022 dengan daerah tujuan Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, kepadatan lalu lintas menjadi tantangan bagi DIY di masa mudik dan libur Lebaran. Menurutnya, pemudik yang melalukan perjalanan lebih awal pun lebih baik. "Traffic jadi sesuatu tantangan yang besar bagi kita," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (25/4/2022). 

Dengan melakukan perjalanan mudik lebih awal, setidaknya mengurangi sedikit kepadatan lalu lintas yang dapat terjadi di DIY. Terlebih, pemudik yang masuk ke DIY diperkirakan mencapai 3,9 juta orang. 

Baca Juga

Perkiraan pemudik yang akan datang tersebut lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk DIY saat ini. Bahkan, kata Sultan, kedatangan pemudik tahun ini mencapai tiga kali lipat lebih besar dibandingkan dengan 2019 lalu. 

"Penduduk Yogya cuma 3,7 juga atau 3,8 juta orang. Ada yang bisa lebih awal (mudik) lebih baik daripada nanti sekaligus, tidak memungkinkan untuk itu. Persiapannya perlu lebih baik, harapannya karena itu hampir tiga kali lipat dari biasa. Kita bisa memahami hampir dua tahun mereka tidam bisa keluar daerah (karena pandemi Covid-19)," ujar Sultan. 

Dalam rangka mengantisipasi kepadatan lalu lintas, pihaknya pun akan berkoordinasi dengan pemerinfah kabupaten/kota se-DIY. Diharapkan, nantinya pemudik khususnya yang menggunakan jalur darat dan tujuannya tidak ke DIY, tidak melewati pusat kota. 

Namun, pemudik diminta agar diarahkan ke jalur alternatif lainnya agar tidak terjadi kepadatan lalu lintas. Selain itu, diharapakan masing-masing kabupaten/kota juga membuat petunjuk atau rambu-rambu yang mengarahkan pemudik untuk tidak masuk ke pusat kota bagi mereka yang tujuan mudiknya tidak ke DIY. 

"Mereka yang masuk ke Yogya dan tidak stay di Yogya, yang hanya lewat jangan dimasukkan ke (pusat) kota, tapi dari Prambanan (misalnya) dibelokkan ke kanan atau ke kiri bagi mereka yang lewat Jalan Magelang, maupun lewat ke kiri bagi mereka yang mau masuk lewat Purworejo. Demikian juga yang datang lewat kanan juga ke kiri, tidak perlu harus lewat (pusat) kota, dalam arti semua kalau lewat jalur (Jalan) Solo ya macet semua," jelasnya. 

Untuk itu, Sultan menyebut agar pemudik tidak datang dalam waktu bersamaan dalam rangka mengurangi kepadatang lalu lintas. Namun, ia menilai perjalanan mudik yang dilakukan lebih awal justru akan lebih baik. "Semoga saja mereka tidak bersamaan gitu, lebih baik awal-awal begini mereka bisa datang kalau memang memungkinkan," kata Sultan. 

Selain itu, kata Sultan, juga diperlukan pengaturan lalu lintas pada libur Lebaran. Sebab, saat libur Lebaran juga diperkirakan akan banyak wisatawan yang masuk ke DIY. 

"Pengalaman saya yang datang pas Hari Raya raya mereka punya keluarga di Yogya untuk silaturahmi, tapi hari ketiga (usai Lebaran) baru berwisata dalam arti memenuhi tempat-tempat wisata," tambahnya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement