Senin 25 Apr 2022 16:51 WIB

In Picture: Pengolahan Briket Bahan Bakar Limbah Pelepah Pinang

Briket buatan Kelompok Tani Rengas Lestari tersebut dijual Rp20 ribu per kilogram..

Rep: Wahdi Septiawan/ Red: Yogi Ardhi

Perajin menunjukkan dua butir briket dari limbah pelepah pinang di sentra perkebunan pinang Suak Rengas, Desa Teluk Kulbi, Betara, Tanjungjabung Barat, Jambi, Senin (25/4/2022). Briket yang diproduksi secara tradisional dengan memanfaatkan limbah pelepah pinang oleh beberapa warga yang tergabung dalam Kelompok Tani Rengas Lestari tersebut dijual Rp20 ribu per kilogram. (FOTO : ANTARA/Wahdi Septiawan)

Perajin membuat cetakan briket dari limbah pelepah pinang saat proses produksi di sentra perkebunan pinang Suak Rengas, Desa Teluk Kulbi, Betara, Tanjungjabung Barat, Jambi, Senin (25/4/2022). Briket yang diproduksi secara tradisional dengan memanfaatkan limbah pelepah pinang oleh beberapa warga yang tergabung dalam Kelompok Tani Rengas Lestari tersebut dijual Rp20 ribu per kilogram. (FOTO : ANTARA/Wahdi Septiawan)

Perajin menjemur bahan baku briket dari limbah pelepah pinang saat proses produksi di sentra perkebunan pinang Suak Rengas, Desa Teluk Kulbi, Betara, Tanjungjabung Barat, Jambi, Senin (25/4/2022). Briket yang diproduksi secara tradisional dengan memanfaatkan limbah pelepah pinang oleh beberapa warga yang tergabung dalam Kelompok Tani Rengas Lestari tersebut dijual Rp20 ribu per kilogram. (FOTO : ANTARA/Wahdi Septiawan)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, Perajin menunjukkan dua butir briket dari limbah pelepah pinang di sentra perkebunan pinang Suak Rengas, Desa Teluk Kulbi, Betara, Tanjungjabung Barat, Jambi, Senin (25/4/2022).

Briket yang diproduksi secara tradisional dengan memanfaatkan limbah pelepah pinang oleh beberapa warga yang tergabung dalam Kelompok Tani Rengas Lestari tersebut dijual Rp20 ribu per kilogram.

sumber : Antara Foto
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement