Pemprov Jateng Diminta Antisipasi Prediksi Lonjakan Pemudik dengan Baik
Rep: bowo pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pemprov Jateng Diminta Antisipasi Prediksi Lonjakan Pemudik dengan Baik (ilustrasi). | Foto: ANTARA / Fakhri Hermansyah
REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Prediksi melonjaknya jumlah pemudik yang datang atau melintas di Jawa Tengah pada libur hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah (Lebaran) tahun ini harus diantisipasi oleh jajaran stakeholder di Jawa Tengah.
Berbagai antisipasi kemacetan hingga potensi kecelakaan lalu lintas harus dilakukan dengan baik guna memberikan rasa aman serta kenyamanan bagi para pemudik dari luar daerah.
Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah, Sri Hartini mengatakan prediksi ledakan jumlah pemudik ini berkolerasi dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan lampu hijau bersilaturahmi di saat lebaran.
Kondisi ini bakal jauh berbeda dengan Lebaran dua tahun sebelumnya, saat Pemerintah melarang mudik karena pertimbangan kemanaan dan penularan Covid-19. “Hal ini berpotensi menjadi euforia masyarakat setelah mudik diperbolehkan kembali.
“Ini harus diantisipasi untuk mencegah kemacetan, kecelakaan hingga melonjaknya kasus Covid-19 di Jawa Tengah,” ungkapnya di Semarang, Jawa Tengah, Senin (25/4/2022).
Legislator Partai Gerindra Jawa Tengah ini juga menyampaikan, telah melakukan pemantauan di sejumlah titik dan melihat kesiapan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah dalam menghadapi lonjakan arus mudik pada Lebaran kali ini.
Untuk itu, ia pun memberikan beberapa catatan yang harus dilakukan oleh Pemprov Jawa Tengah bersama dengan stakeholder terkait, agar Kegiatan mudik oleh masyarakat dapat berjalan dengan aman dan lancer di Jawa Tengah.
Dengan prediksi jumlah pemudik yang bakal mencapai 2,1 juta kendaraan maka titik- titik kemacetan yang telah dipetakan harus dioptimalkan penanganan serta pelayananannya. Titik potensi kemacetan itu bisa saja di exit tol akibat bottleneck, pasar tumpah, persimpangan.
Selain jalur alternatif, juga harus juga dipersiapkan rekayasa jalur lalu lintas. “Jalur- jalur alternatif ini juga harus disosialisasikan di wilayah asal. Misalnya, sebagian besar pemudik dari Jakarta atau Jawa Barat, maka jalur- jalur tersebut harus tersosialisasikan kepada mereka,” tegasnya.
Selain itu, Pemprov Jawa Tengah juga harus mengantisipasi jalur- jalur yang rawan kecelakaan. Hal itu penting, karena tidak semua pengemudi (pemudik) sudah sangat paham dengan kondisi jalur di sejumlah wilayah di Jawa Tengah tersebut.
Catatan lainnya, masih jelas Sri Hartini, adalah soal kondisi jalan di Jawa tengah yang harus dipastikan kesiapannya. Sebab dalam dua tahun masa pandemi, anggaran perawatan dan pembangunan jalan tersedot untuk pos kesehatan.
Pastikan tidak ada jalan rusak di jalur yang akan dilalui para pemudik. “Jika masih ada yang rusak, segera diperbaiki, demi kenyamanan dan keamanan para pengguna jalan,” tambahnya.
Hal terakhir yang masih perlu diwaspadai adalah dampak mudik terhadap lonjakan kasus Covid-19 saat Jawa Tengah. “Untuk itu, saya meminta semua warga masyarakat taat protokol kesehatan. Karena itu menjadi satu-satunya cara untuk menekan penyebaran Covid-19,” tandasnya.