Senin 25 Apr 2022 20:44 WIB

Aktivitas Meningkat, Status Gunung Anak Krakatau Naik

Status Gunung Anak Krakatau dinaikkan dari Waspada (Level II) jadi Siaga (Level III).

Erupsi Gunung Anak Krakatau.
Foto: Kementerian ESDM
Erupsi Gunung Anak Krakatau.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Nelayan dan wisatawan diminta tidak mendekat kawasan Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda guna menghindari terkena bebatuan lava pijar. Letupan lava pijar bisa menimbulkan korban jiwa.

"Kami menyampaikan peringatan larangan itu, karena bisa menimbulkan korban jiwa," kata Kepala Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau (GAK) Pasauran Serang, Deni Mardiono di Serang, Banten, Senin (25/4/2022).

Baca Juga

Saat ini, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bandung menaikkan status Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III) terhitung sejak tanggal 24 April 2022, pukul 18.00 WIB.

Selama ini, aktivitas GAK terjadi peningkatan cukup signifikan, sehingga menjadi Siaga dengan radius 5 kilometer dari sebelumnya 2 kilometer."Saya kira dengan status Siaga direkomendasikan nelayan dan wisatawan zona aman radius 5 kilometer dari kawah aktif GAK," ujarnya menjelaskan.

Menurut dia, saat ini, GAK dalam periode erupsi yang sebelumnya dominan abu berubah menjadi tipe strombolian dengan menghasilkan lontaran lava pijar pada 17 April 2022. Pada tanggal 23 April 2022 sekitar pukul 12.19 WIB teramati lava mengalir dan masuk ke laut.

Karena itu, aktivitas kegempaan GAK selama 1-24 April 2022 dengan gempa letusan, hembusan, tremor harmonik, low frequency, vulkanik dangkal, vulkanik dalam, serta tremor menerus.Gempa tektonik dan tektonik lokal sempat terekam peralatan pemantau gunung tersebut, salah satunya merekam terjadinya gempa terasa dengan kekuatan I MMI."Kami minta warga pesisir pantai tetap tenang dan waspada," katanya.

Ia mengatakan berdasarkan pemantauan visual terhadap GAK hembusan asap dari kawah berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal.Tinggi kolom embusan bervariasi antara 25-3000 meter dari puncak GAK, namun teramati letusan dengan tinggi antara 50-2.000 meter.

Letusan GAK mengeluarkan abu letusan berwarna putih, kelabu, hingga kehitaman yang dominan mengarah ke wilayah Sumur, Panimbang dan Ujung Kulon mengikuti arah angin.Badan Geologi memetakan seluruh tubuh GAK yang berdiameter lebih kurang 2 kilometer masuk dalam kawasan rawan bencana."Saya kira potensi bahaya dari aktivitas GAK itu lontaran material pijar hingga radius 2 kilometer dari pusat erupsi dan bisa menjangkau jarak yang lebih jauh," katanya.*

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement