Senin 25 Apr 2022 23:49 WIB

Satgas Beberkan Empat Hal Picu Lonjakan Kasus Covid-19 di Saat Mudik

Satgas menyebut disiplin prokes rendah dan mobilitas picu lonjakan Covid-19

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry Harmadi
Foto: BNPB Indonesia
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry Harmadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B Harmadi, mengidentifikasi setidaknya ada empat hal yang berpotensi menyebabkan terjadinya lonjakan kasus Covid-19. Pertama, apabila disiplin protokol kesehatan rendah. Kedua apabila mobilitas masyarakat tinggi. 

"Ketiga apabila cakupan vaksinasinya rendah dan terakhir adalah adanya varian baru," paparnya, Senin (25/4).

Lebih lanjut, Sonny menambahkan, masyarakat dipastikan menggunakan  masker kain atau masker medis sudah sesuai dengan situasi. Sebagian orang mungkin lebih senang memakai masker kain dengan kondisi  wabah Covid-19 yang relatif terkendali.

Namun, menurut Sonny, pemakaian masker kain sebenarnya tidak cocok pada situasi mudik yang padat. "Ketika kita tidak bisa menjaga jarak sebaiknya memakai masker dengan tingkat filtrasi tinggi. Masker medis itu punya filtrasi yang lebih tinggi daripada masker  kain," terangnya.

Warga juga disarankan melengkapi vaksinasi Covid-19 sebelum mudik. Kombinasi langkah-langkah ini disebut Sonny akan efektif mencegah infeksi  Covid-19 saat mudik.

Sonny menambahkan pemerintah mengizinkan mudik berdasarkan pada data dan fakta. Namun, ada sejumlah syarat yang harus dipatuhi masyarakat.

"Syarat ini ditetapkan untuk melindungi kita semua. Pertama pemerintah  mendorong vaksinasi," kata Sonny.

Berdasarkan arahan presiden, Sonny menyampaikan, bagi masyarakat yang  sudah menerima vaksin booster berhak mudik tanpa perlu test. Sonny menjelaskan, booster ini penting karena mampu meningkatkan imunitas tubuh. 

Apalagi, mudik ini dalam rangka mengunjungi kampung halaman, dimana  pemudik akan bertemu mereka yang memiliki resiko cukup tinggi.

"Booster ini penting karena mampu meningkatkan imunitas tubuh. Apalagi kita  akan berkunjung ke kampung halaman, dimana bertemu dengan mereka yang punya resiko, orang tua kita yang sudah lansia dan seterusnya," tutur Sonny.

Sonny menambahkan, jika belum mendapatkan vaksin booster dan baru mendapat vaksin lengkap yakni vaksin dosis 1 dan dosis 2, maka harus melakukan test.

"Kalau baru mendapat vaksin lengkap, wajib untuk test swab antigen H-1 sebelum keberangkatan atau test PCR H-3 sebelum keberangkatan," ungkapnya.

Sementara bagi mereka yang baru mendapat vaksin dosis 1 atau satu kali vaksinasi, wajib melakukan test swab antigen H-3 sebelum keberangkatan. "Kemudian syarat yang juga sangat penting adalah harus menerapkan protokol  kesehatan," tukasnya.

Penerapan prokes ini, harapnya, bukan sekadar jargon atau pun lips service,  namun wajib dilaksanakan."Karena kita tahu, justru dengan memakai masker, menjaga jarak, lalu rajin  mencuci tangan, itulah kemudian bentuk proteksi utama bagi diri kita mencegah  penularan," bebernya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement