REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengonfirmasi satu kematian anak akibat hepatitis akut yang misterius yang mewabah di 11 negara. Hingga Sabtu, tercatat ada 169 kasus hepatitis akut pada anak.
Menurut WHO, wabah yang menyerang anak berusia 1 bulan hingga 16 tahun telah mengakibatkan satu kematian dan 17 tindakan transplantasi hati. WHO juga melaporkan bahwa banyak kasus melaporkan gejala gastrointestinal termasuk sakit perut, diare, muntah, peningkatan kadar enzim hati dan penyakit kuning sebelum gejala hepatitis akut. Namun, kebanyakan kasus tidak mengalami demam.
Mayoritas kasus berada di Inggris (114), diikuti oleh Spanyol (13), Israel (12), Amerika Serikat (9) dan Denmark (9). Belanda, Irlandia, Italia, Norwegia, Perancis, Belgia, dan Rumania juga melaporkan masing-masing kurang dari 5 kasus.
“Belum jelas apakah ini menunjukkan lonjakan kasus hepatitis, atau peningkatan kesadaran kasus hepatitis. Sementara adenovirus adalah hipotesis yang mungkin, tapi hingga kini penyelidikan sedang berlangsung,” kata WHO seperti dilansir dari People, Selasa (26/4/2022).
Investigasi wabah multi-negara sedang berlangsung dan setiap negara telah menerapkan pengujian dan pengawasannya dengan dukungan WHO. WHO juga menyelidiki lebih lanjut faktor-faktor lain seperti peningkatan kerentanan di antara anak-anak setelah tingkat sirkulasi adenovirus yang lebih rendah selama pandemi Covid-19, potensi munculnya adenovirus baru, serta koinfeksi SARS-CoV-2.
Terkait temuan ini, pejabat kesehatan menilai tidak perlu membatasi perjalanan untuk negara mana pun. Rutin mencuci tangan dan menjaga kebersihan secara teratur disarankan sebagai tindakan pencegahan.
Pekan lalu, Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC) mengeluarkan peringatan nasional tentang peningkatan kasus hepatitis akut pada anak kecil. CDC mengimbau para dokter yang mungkin menghadapi pasien anak dengan hepatitis untuk mempertimbangkan pengujian adenovirus, dan melaporkan kasus tersebut kepada otoritas kesehatan masyarakat negara bagian dan CDC.