Selasa 26 Apr 2022 13:21 WIB

Elon Musk Beli Twitter, Trump tidak Akan Kembali ke Twitter

Trump akan tetap menggunakan aplikasi buatannya, Truth.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Friska Yolandha
Truth social, aplikasi sosial media buatan Donald Trump.
Foto: the american genius
Truth social, aplikasi sosial media buatan Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesepatan pembelian Twitter yang dilakukan oleh CEO Tesla Elon Musk bisa mengaktifkan kembali sejumlah akun yang telah diblokir. Misalnya, akun eks Presiden Donald Trump.

Namun, menanggapi kabar Musk membeli Twitter, Trump mengaku tidak akan kembali ke Twitter. Alih-alih menghabiskan waktu di platform yang sempat ia sukai itu, Trump akan memfokuskan dirinya pada platform media sosial miliknya, Truth Social.

Baca Juga

“Saya tidak akan menggunakan Twitter dan saya akan tetap menggunakan Truth. Saya berharap Elon membeli Twitter karena dia akan melakukan perbaikan, tetapi saya akan tetap pada TRUTH,” kata Trump kepada Fox News, Senin (25/4/2022).

Pada April lalu, Trump sudah mengumumkan rencananya kepada Americano Media bahwa dia tidak akan tertarik kembali ke Twitter. Bahkan, jika Musk yang membelinya.

“Twitter menjadi sangat membosankan. Mereka telah menyingkirkan banyak suara bagus dan sekarang banyak suara konservatif hadir," ujarnya.

Truth Social yang merupakan tiruan Twitter Trump Media & Technology Group, secara resmi diluncurkan pada bulan Maret. Namun, Truth mengalami masalah teknologi yang membuat platform hampir tidak dapat digunakan. Peluncuran ini diperparah dengan gangguan dan daftar tunggu yang panjang dari pengguna yang membuat akun.

Setelah beralih ke layanan cloud baru, Truth Social telah berjalan cukup lancar pada Sabtu dan penggunanya sekarang dapat menyelesaikan pendaftaran akun mereka. Dengan peralihan infrastruktur, kemungkinan besar Trump akan memenuhi janjinya untuk secara eksklusif memposting dalam waktu dekat.

Dilansir The Verge, Selasa (26/2/2022), Trump diskors secara permanen dari Facebook, Instagram, dan Twitter setelah kerusuhan di Gedung Capitol pada 6 Januari 2021. Kala itu, Twitter mengatakan postingan Trump dapat memicu kekerasan lebih lanjut.

Trump optimistis pengambilalihan Twitter Musk dapat menguntungkan platform. “Saya pikir itu bagus. Kami menginginkan kebebasan dan keadilan di negara kami. Semakin banyak yang bisa kami buka, semakin baik,” ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement