REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) menyelenggarakan peringatan Hari Kekayaan Intelektual Sedunia XXII hari ini. Acara yang berlangsung di Jakarta itu menghadirkan sejumlah tokoh yang dinilai mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia melalui karya-karya yang telah mereka hasilkan.
Dalam dunia sastra Indonesia, Taufiq Ismail merupakan sosok penyair senior yang menghasilkan banyak karya selama lebih dari enam dekade. Ratusan puisi telah dihasilkannya dan dibukukan dalam pelbagai kumpulan sajak. Yang terkenal di antaranya adalah Tirani, Benteng, dan Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia. Sejumlah lirik yang digubahnya juga dinyanyikan para musisi Tanah Air, termasuk grup kasidah Bimbo, Achmad Albar, dan Chrisye.
Tidak hanya berkontribusi besar dalam dunia sastra Indonesia. Penyair Angkatan 66 itu juga mencurahkan perhatian yang besar pada peningkatan kualitas pendidikan literasi di Tanah Air, khususnya melalui Majalah Sastra Horison serta gerakan Siswa Bertanya Sastrawan Bicara (SBSB). Atas dasar itu, Menkumham Yasonna H Laoly memberikan penghargaan dalam kategori lifetime achievement kepada Taufiq Ismail.
Sastrawan kelahiran Sumatra Barat itu mengatakan, baginya adalah sebuah kehormatan untuk menerima award tersebut. Ia juga bersyukur, dalam usia yang kini sudah mencapai 86 tahun dirinya masih bisa terus berkhidmat untuk bangsa dan negara.
"Alhamdulillah," kata Taufiq Ismail kepada Republika di acara Peringatan HKI Sedunia XXII, kantor Kemenkumham, Jakarta, Selasa (26/4/2022).
Untuk diketahui, tahun 2022 telah dicanangkan pemerintah sebagai Tahun Hak Cipta. Dalam acara tersebut, Menkumham menyatakan, pihaknya optimistis akan tren ekonomi kreatif, terutama yang digerakkan para kreator hak cipta.
Menurut data, Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) telah mendistribusikan tidak kurang dari Rp 51 miliar dana royalti kepada para pemegang hak musik atau lagu yang karya-karyanya digunakan secara komersil.