REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Keluarga imigran yang tewas dalam insiden perahu tenggelam di utara Lebanon menggelar upacara pemakaman di Tripoli. Sementara upaya pencarian masih dilanjutkan untuk mencari puluhan orang yang masih hilang.
Pada Sabtu (23/4/2022) malam perahu kecil yang membawa imigran Lebanon, Suriah dan Palestina tenggelam di laut dekat Tripoli. Kapal itu menabrak pasukan Angkatan Laut karena penyelundup manusia berusaha menghindari penangkapan.
Badan pengungsi PBB (UNHCR) memperkirakan perahu itu membawa sekitar 80 orang saat tenggelam. Pihak berwenang mengatakan sudah 47 orang yang berhasil diselamatkan, sementara sekitar dua puluhan lainnya belum dihitung.
Kepala badan berwenang pelabuhan Tripoli mengatakan pada Senin (25/4/2022) pagi tujuh orang berhasil ditemukan. Krisis ekonomi Lebanon menurunkan nilai mata uang lokal hingga 90 persen.
Krisis itu mendorong sekitar tiga perempat populasi ke bawah garis kemiskinan. Hal ini membuat warga Lebanon dan Suriah yang dilanda perang sipil berbondong-bondong mengungsi ke Eropa.
Warga pemukiman Bab al-Tebbaneh, Tripoli, menggelar upacara pemakaman para korban perahu tenggelam. Termasuk untuk seorang anak laki-laki dan pria dari keluarga Dandachi yang dimakamkan bersama orang-orang terdekat.
Sementara masih ada delapan orang anggota keluarga itu yang masih hilang, termasuk anak-anak. Amid Dandachi yang berusia 38 tahun mengatakan ia dan istrinya selamat dari perahu tenggelam itu. Anak-anak mereka tidak.
"Saya mencoba menarik putra saya tapi saya hanya mendapatkan selimut, air mendorongnya menjauh dari saya," katanya.
Saudara laki-lakinya Bilal juga sedang menunggu kabar tentang dua anak dan istrinya. Ia menduga jenazah mereka terjebak di perahu yang tenggelam.
Di pemukiman yang sama pemakaman lain digelar untuk dua korban kejadiaan naas ini. Seorang gadis muda dan perempuan dari keluarga Sammak. Pria dengan atau tanpa sepeda motor menembakan senapan sebagai tanda berkabung saat mengantar jenazah ke pemakaman.
Dalam konferensi pers angkatan bersenjata mengatakan Angkatan Laut bertabrakan dengan perahu saat penyelundup mencoba menghindari militer. Sebelumnya mereka mengatakan kapal itu meninggalkan pelabuhan Tripoli dengan ilegal.
Dengan penuh air mata Bilal Dandachi mengatakan angkatan laut Lebanon tidak berusaha dengan baik untuk menyelamatkan yang tenggelam.
"Saya hanya minta satu permintaan pada komandan angkatan bersenjata, penyelidikan yang transparan, itu hak anak-anak saya dan anak-anak saudara saya dan anak-anak orang-orang ini," katanya.