Selasa 26 Apr 2022 18:25 WIB

Warga Beijing Jalani Tes Massal Covid-19

Warga Beijing yakin dapat menghindari penguncian seperti Shanghai.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Orang-orang yang memakai masker berbaris di luar supermarket di Beijing, Selasa, 26 April 2022. Beijing akan melakukan pengujian massal terhadap sebagian besar dari 21 juta orangnya, pihak berwenang mengumumkan Senin, ketika wabah COVID-19 baru memicu penimbunan makanan oleh penduduk yang khawatir tentang kemungkinan penguncian gaya Shanghai.
Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein
Orang-orang yang memakai masker berbaris di luar supermarket di Beijing, Selasa, 26 April 2022. Beijing akan melakukan pengujian massal terhadap sebagian besar dari 21 juta orangnya, pihak berwenang mengumumkan Senin, ketika wabah COVID-19 baru memicu penimbunan makanan oleh penduduk yang khawatir tentang kemungkinan penguncian gaya Shanghai.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Warga Beijing mengantre untuk mengikuti tes massal Covid-19 pada Selasa (26/4/2022). Langkah ini memicu kekhawatiran bahwa pemerintah Beijing akan kembali memberlakukan penguncian ketat.

Warga Beijing akan menjalani tiga putaran tes PCR yang dimulai pada Selasa hingga Sabtu di sejumlah distrik. Seorang juru masak, Liu Wentao, meninggalkan asramanya untuk mengikuti tes massal tersebut. Liu mengatakan kepada Reuters, dia khawatir dengan seberapa cepat virus Corona akan menyebar. Namun dia yakin Beijing dapat menghindari penguncian seperti Shanghai.  

"Beijing adalah ibu kota, pengendalian virus lebih kuat daripada di tempat lain, saya tidak berpikir itu akan seperti Shanghai yang tiba-tiba meningkat menjadi ribuan kasus," kata Liu.

Sebagian besar warga di Beijing berbondong-bondong ke supermarket untuk membeli makanan dan persediaan, karena khawatir akan terjadi penguncian lokal yang tiba-tiba. Pihak berwenang pada Selasa mulai menutup beberapa pusat kebugaran, teater, dan lokasi wisata. Penutupan terjadi sehari setelah Beijing mulai menguji penduduk di distrik terpadat, Chaoyang.  

Beijing melaporkan 33 kasus baru yang ditularkan secara lokal pada Senin (25/4/2022). Otoritas kesehatan Beijing mengatakan, dari total 33 kasus, 32 di antaranya bergejala dan satu tidak menunjukkan gejala.

Apabila Beijing memberlakukan penguncian, maka akan semakin mengaburkan prospek ekonomi China. Penguncian di Shanghai telah merugikan perekonomian China.

Ekonomi Shanghai melambat pada kuartal pertama, karena penurunan produksi dan konsumsi yang didorong oleh pandemi Covid-19. Pada Maret, penjualan ritel menurun 18,9 persen.

"Shanghai telah mengajarkan satu pelajaran, yaitu jika Anda mengikut penguncian total ini, dapat merusak secara ekonomi dan menekan serat sosial," ujar Presiden Kamar Dagang Eropa, Joerg Wuttke.

Pasar Asia mengalami hari terburuk mereka dalam lebih dari sebulan pada Senin (25/4/2022), di tengah kekhawatiran bahwa Beijing akan memasuki penguncian total.  Saham China merosot ke level terendah dua tahun.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement