REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) kembali mencatat kinerja audited sangat baik, bahkan melampaui target kinerja 2021. Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengatakan, pencapaian kinerja tersebut ditopang dari berbagai kinerja operasional.
"Semuanya memiliki kinerja yang sangat baik, mulai dari kinerja produksi, penjualan, peningkatan Ebitda, pendapatan, hingga laba," ujar Bakir dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (26/4/2022).
Bakir menyampaikan kinerja produksi pada 2021 mencapai 19,52 juta ton atau 100,7 persen dari target RKAP 2021. Rinciannya, produksi pupuk 12,24 juta ton dan nonpupuk 7,22 juta ton yang terdiri atas amoniak, asam sulfat, dan asam fosfat. Volume ini juga meningkat jika dibandingkan realisasi produksi pada 2020 yang mencapai 19,38 juta ton.
Bakir mengatakan, peningkatan juga terjadi pada volume penjualan 2021 yang mencapai 14,17 juta ton atau 100,8 persen dari target RKAP 2021 dengan rincian penjualan pupuk subsidi 7,92 juta ton, pupuk nonsubsidi 4,99 juta ton, dan nonpupuk 1,26 juta ton (amoniak, asam sulfat, asam fosfat, dan sebagainya).
Bakir mengungkapkan, pencapaian tersebut tidak terlepas dari program transformasi bisnis perusahaan, yang mana Pupuk Indonesia telah bertransformasi dari sebelumnya strategic holding kini menjadi activist holding.
"Transformasi ini ditandai dengan sentralisasi sejumlah bidang strategis yang bertujuan untuk menghasilkan value creation, atau nilai tambah bagi holding maupun anak perusahaan," ucap Bakir.
Bakir menyebut, proses transformasi ini juga berhasil mencatat kinerja pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau Ebitda 2021 sebesar Rp 14,18 triliun. Nilai ini jauh di atas realisasi Ebitda 2020 sebesar Rp 9,81 triliun.
Menurut Bakir, peningkatan ini berasal dari penjualan sektor retail, baik melalui Retail Management maupun Program Makmur. Kemudian proses Inbound dan Outbound Supply Chain sebagai hasil dari pengadaan bersama, sentralisasi pemasaran, dan juga dari hasil optimalisasi asset.
Selain itu, lanjut Bakir, upaya tersebut juga berkat perubahan mindset perusahaan dari sebelumnya production centric menjadi customer centric, atau menjadi perusahaan yang lebih berorientasi pada pelanggan. Dengan //mindset// baru ini, Pupuk Indonesia berhasil meningkatkan kinerja penjualan, terutama untuk pasar retail.
"Berbagai terobosan dalam program transformasi bisnis tersebut terbukti membuahkan hasil yang sangat positif," ungkap dia.
Kata Bakir, hal ini terlihat dari nilai pendapatan konsolidasi Pupuk Indonesia yang mencapai sebesar Rp 78,6 triliun atau 107 persen dari target RKAP 2021 sebesar Rp 72,9 triliun. Nilai ini meningkat jika dibandingkan dengan pendapatan 2020 sebesar Rp 71,88 triliun.
Dari jumlah tersebut, ucap Bakir, Pupuk Indonesia berhasil membukukan laba sebesar Rp 5,13 triliun atau 165 persen dari target RKAP 2021 sebesar Rp 3,1 triliun. Laba tersebut juga naik signifikan jika dibandingkan dengan laba 2020 sebesar Rp 2,32 triliun.
Ke depan, Bakir sampaikan, Pupuk Indonesia juga akan terus berorientasi pada pelanggan dengan memperkuat pangsa pasar produk pupuk retail seperti peningkatan penjualan retail melalui benefit & loyalty program, retail & distributor excellence, launching 1.000 kios retail, perluasan program Makmur, dan sebagainya.
Selain itu, untuk memperluas pangsa pasar retail, Pupuk Indonesia juga terus mengembangkan diri melalui sejumlah proyek strategis untuk meningkatkan kapasitas produksi, efisiensi konsumsi energi, dan daya saing.
"Sejumlah proyek yang akan dilaksanakan antara lain, proyek pabrik urea, amoniak dan methanol di Papua Barat, proyek Pusri 3B di Pusri Palembang, proyek Katalis Merah Putih di Pupuk Kujang, penyelesaian proyek NPK di Pupuk Iskandar Muda, hingga proyek Soda Ash di Pupuk Kaltim dan Petrokimia Gresik," kata Bakir menambahkan.