REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Twitter secara resmi menangguhkan akun milik politikus Belanda Geert Wilders, beberapa waktu lalu. Penangguhan ini diberikan setelah sang politikus mengunggah cuitan bernada anti-Islam.
Cuitan yang memuat serangan terhadap Islam tersebut diunggah oleh Wilders pada Selasa pekan lalu. Cuitan tersebut dibuat oleh Wilders sebagai respons terhadap cuitan yang diunggah oleh Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengenai islamofobia di Eropa.
Twitter Inc menangguhkan akun Wilders karena dianggap melanggar aturan Twitter yang melarang ujaran kebencian. Selain menangguhkan akun Wilders, Twitter juga sudah menghapus cuitan bernada kebencian terhadap Islam yang diunggah Wilders.
Sejak Rabu pekan lalu hingga saat ini, tidak ada cuitan baru yang diunggah melalui akun Wilders. Pihak Twitter belum memberikan komentar lebih lanjut mengenai penangguhan akun Wilders.
Keputusan Twitter ini menuai kritik dari anggota parlemen dari partai yang sama dengan Wilders, Harm Berttema. Menurut Beertema, penangguhan akun Wilders merupakan bukti bahwa Twitter merupakan instrumen bagi orang tertentu.
"Bahwa (Twitter) adalah instrumen bagi kelompok elit," jelas Beertema, seperti dilansir Alarabiya.
Partai Beertema dan Wilders merupakan partai ketiga terbesar di Belanda. Partai ini meraup suara 10 persen lebih banyak dalam pemilu tahun lalu.
Wilders yang sempat menerima ancaman pembunuhan hidup di bawah perlindungan polisi sejak 2004. Wilders dikenal sebagai sosok yang vokal mrnentang Islam dan migrasi ke Belanda. Lewat akun Twitter miliknya, Wilders sering mencerca penganut agama Islam dan pengungsi yang mencari suaka.
Sumber:
https://english.alarabiya.net/News/world/2022/04/25/Twitter-suspends-far-right-Dutch-politician-Wilders-over-anti-Islam-tweet