REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA --Tidak sedikit orang yang menganggap musik hanyalah sumber kesenangan, karena mereka hanya menganggap musik adalah kesenian dan seorang pemusik adalah penghibur belaka. Namun hanya sedikit yang menyadari bahwa musik sebagai sesuatu yang amat sakral dari segala bentuk kesenian. Lihat saja, sesuatu yang tak bisa dinyatakan pelukis, bisa dijelaskan oleh penyair melalui rangkaian kata.
Sesuatu yang sulit dinyatakan penyair, ternyata bisa dijelaskan secara gamblang oleh musisi dengan lagu dan musiknya.
"Sudah masyhur di kalangan para sufi, bahwa musik tidak semata bunyi-bunyian. Ia adalah ekspresi keharmonisan yang melimpah ruah dari seluruh alam semesta. Hal inilah kemudian menjadi rahasia dan kekuatan bagaimana musik mampu menyentuh kalbu pendengarnya menuju satu tujuan, Sang Pencipta," kata Sekretaris PP Pagar Nusa, Gus Sastro Adi pada press conference di Lokananta, Selasa (26/5). Hadir dalam press conference Ning Wafiq Azizah, Tokoh Pemuda Solo, Gus Sigit, Direktur NU Pro, Gatot Supriyanto
Musik juga, ia melanjutkan, kesenian surgawi. Dari musik yang dicipta oleh sosok yang mampu menembus dimensi spiritual, musik bisa membawa siapa saja yang mendengarkannya dapat bebas melihat Tuhan dari segala bentuk dan penjuru pemikiran.
Ialah Sastro Adi, Sekretari PP Pagar Nusa, musisi sekaligus aktifis Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) PBNU yang purna menembus dimensi spiritual pada lagu-lagu dan musiknya. Sosok yang mewakafkan dirinya mencipta lantunan lagu serta musik yang mampu menggetarkan sanubari. Menuntun setiap telinga yang mendengarkannya mengaktifkan syaraf-syaraf ketauhidan menuju dimensi ketuhanan yang begitu dalam.
"Suluk Musyahadah Cinta Gus Sastro Adi adalah konser dan bentuk apresiasi kecil terhadap mahakarya yang bertumpu pada rasa cinta kepada Allah dan Nabi Muhammad. Tajuk konser yang akan digelar pada Rabu, (27/5/2022) di Taman Sunan Jogo Kali Surakarta ini diambil dari salah satu lagu Gus Sastro, Musyahadah Cinta. Konser ini juga bisa disaksikan secara live di channel youtube NUPRO," paparnya
Gus Sastro menjelaskan, Musyahadah cinta sejatinya adalah kisah perjalanan tauhid seorang hamba menuju Tuhannya. Sebuah keniscayaan dalam mencari Tuhan, sebelum ia mengenal jati diri dalam fitrah sesungguhnya, barulah ia akan menemukan begitu dekatnya Tuhan, bahkan melebihi cinta dan hidup itu sendiri. Sebagaimana digambarkan pada permulaan lirik lagu, Man arafa nafsahu faqad arafa rabbahu.
"Suluk Musyahadah Cinta juga akan dimeriahkan oleh Wafiq Azizah, Ega HQ, Abdullah Wong, Dadang W Saputra dan NU Light Orchestra," tutupnya