Rabu 27 Apr 2022 06:09 WIB

PBB: 2 juta Anak-Anak di Tanduk Afrika Terancam Kelaparan

Kekeringannparah di Tanduk Afrika menyebabkan masyarakat kekurangan makanan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Seorang bayi dengan gizi buruk menerima perawatan di pusat stabilisasi yang didukung UNICEF di Rumah Sakit Gode di Zona Shabelle, wilayah Somalia, Ethiopia, Selasa, 12 April 2022. Kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) Martin Griffiths mengatakan hampir 2 juta anak-anak terancam kelaparan sampai meninggal dunia.
Foto: Zerihun Sewunet/UNICEF via AP
Seorang bayi dengan gizi buruk menerima perawatan di pusat stabilisasi yang didukung UNICEF di Rumah Sakit Gode di Zona Shabelle, wilayah Somalia, Ethiopia, Selasa, 12 April 2022. Kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) Martin Griffiths mengatakan hampir 2 juta anak-anak terancam kelaparan sampai meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) Martin Griffiths mengatakan hampir 2 juta anak-anak terancam kelaparan sampai meninggal dunia. Ini karena Tanduk Afrika mengalami kekeringan terparah dalam beberapa dekade terakhir.

Sebagian Kenya, Ethiopia, dan Somalia menghadapi kekeringan terparah sejak lebih dari 40 tahun. Lembaga kemanusiaan PBB berusaha menghindari kelaparan satu dekade lalu yang menewaskan ratusan ribu orang.

Baca Juga

Dalam konferensi pendonor yang digelar tertutup di Jenewa, Selasa (26/4/2022) Griffiths mengatakan organisasinya hanya memiliki sedikit dari 1,4 miliar dolar AS yang diperlukan untuk merespon kekeringan.

"Hari ini kami harus mengakui kenyataan pahit kami kembali berlomba melawan waktu untuk menghindari kehilangan nyawa skala besar pada 2021, dan kami tidak memiliki sumber daya untuk melakukannya," kata Griffiths dalam pidato yang disampaikan secara virtual.

"Kami harus bertindak sekarang agar tak menyesal, banyak nyawa yang tergantung," katanya.

Kawasan itu sudah gagal mengalami musim hujan untuk keempat kalinya. "(Mungkin akan menyebabkan) salah satu kedaruratan terburuk terkait iklim dalam sejarah," kata Griffiths .  

Ia menambahkan sudah lebih dari 15 juta orang di kawasan itu yang mengalami kelaparan tingkat tinggi. Sudah sekitar 3 juta hewan ternak mati karena kelaparan.

Otoritas sains perubahan iklim global, Panel Antar-pemerintah tentang Perubahan Iklim PBB mengatakan gelombang panas, kekeringan dan curah hujan ekstrem akan semakin sering dalam beberapa dekade ke depan. Sebab suhu udara bumi semakin panas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement