REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett menerima surat ancaman berisi peluru pada Selasa (26/4/2022) waktu setempat. Hal ini pertama kali diberitakan oleh media lokal Public Broadcasting Corporation (KAN).
KAN melaporkan bahwa polisi telah meluncurkan penyelidikan atas surat tersebut. Surat dikatakan dikirim ke rumah Bennett di kota Ra'anana di Israel tengah.
Badan keamanan internal Shin Bet Israel dan polisi tengah bekerja untuk mencari dari mana sumber surat itu. Shin Bet juga meningkatkan keamanan untuk keluarga Bennett.
"Tidak peduli seberapa dalam perselisihan politik, itu tidak boleh mencapai tingkat kekerasan, intimidasi, dan ancaman kematian," kata Bennett dalam sebuah posting di Twitter dikutip laman Anadolu Agency, Rabu.
"Kita perlu melakukan segalanya, sebagai pemimpin dan sebagai warga negara yang masa depan dan masa depan anak-anaknya ada di negara ini, agar fenomena seperti itu tidak ada," ujarnya menambahkan.
Bennet menilai sebagai manusia, argumen dan ketidaksepakatan wajar terjadi. Namun penindasan dan ancaman sangat tidak dibenarkan.
"Selain menjadi politisi dan Perdana Menteri, saya juga seorang suami dan ayah. Jadi saya harus melindungi istri dan anak-anak saya juga," katanya.
Dia meminta para politisi, terutama mereka yang aktif menggunakan media sosial, untuk tenang dan rekonsiliasi. Polisi Israel telah mengambil tindakan terhadap beberapa warga dengan alasan bahwa mereka telah mengancam Bennett sebelumnya.